Setelah Paus Fransiskus Wafat, Beginilah Proses Pemilihan Paus Baru di Vatikan
Tiara Shelavie April 21, 2025 05:40 PM

TRIBUNNEWS.COM - Paus Fransiskus wafat pada Senin (21/4/2025), pukul 07.35 pagi waktu Vatikan.

Perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana Gereja Katolik akan memilih pemimpin barunya.

Pemilihan Paus, yang disebut sebagai konklaf, merupakan tradisi kuno yang dijalankan secara tertutup dan penuh simbolisme oleh para kardinal di Vatikan.

Apa Itu Konklaf?

Konklaf adalah pertemuan tertutup para kardinal Gereja Katolik untuk memilih Paus baru.

Istilah "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci", menandakan bahwa para kardinal dikunci di dalam Kapel Sistina sampai pemilihan selesai.

Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara dalam pemilihan ini.

Mereka berkumpul di Vatikan dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah takhta kepausan kosong, baik karena wafat maupun pengunduran diri Paus sebelumnya, dikutip dari ascensionpress.

Tahapan Pemilihan Paus

1. Misa dan Doa

Sebelum konklaf dimulai, para kardinal merayakan Misa di Basilika Santo Petrus untuk memohon bimbingan Roh Kudus dalam proses pemilihan.

2. Pengambilan Sumpah

Setelah misa, para kardinal memasuki Kapel Sistina dan mengambil sumpah menjaga kerahasiaan.

Semua yang tidak berwenang kemudian diperintahkan keluar dengan seruan "Extra omnes!".

3. Pemungutan Suara

Setiap kardinal menuliskan nama kandidat pada kertas suara dan memasukkannya ke dalam wadah khusus.

Untuk terpilih, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total pemilih.

4. Asap Sebagai Tanda

Setelah setiap putaran suara, kertas dibakar.

Jika belum ada Paus terpilih, bahan kimia ditambahkan untuk menghasilkan asap hitam atau Fumata Nera.

Jika terpilih, asap putih atau Fumata Bianca mengepul dari cerobong Kapel Sistina, memberi tanda kepada dunia bahwa seorang Paus baru telah dipilih, dikutip dari Independent.co.uk.

Pengumuman Paus Baru

Setelah terpilih, kandidat akan diminta menerima jabatan tersebut dan memilih nama kepausannya.

Kardinal Protodiakon kemudian muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan kepada publik dengan kalimat Latin:

"Annuntio vobis gaudium magnum: habemus papam" (Saya mengumumkan kepada Anda kabar sukacita besar: kita memiliki Paus).

Pengaruh Paus Fransiskus terhadap Pemilihan Berikutnya

Selama kepemimpinannya, Paus Fransiskus telah menunjuk sekitar 80 persen dari kardinal yang berhak memilih dalam konklaf.

Kondisi ini meningkatkan kemungkinan bahwa Paus berikutnya akan melanjutkan agenda reformis dan progresifnya, meskipun mendapat perlawanan dari kalangan tradisionalis, dikutip dari Reuters.

Proses pemilihan Paus bukan sekadar ritual keagamaan, tapi juga momen penting bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Dalam waktu dekat, dunia akan kembali menanti suara lonceng dan asap putih dari Vatikan—tanda bahwa seorang Paus baru telah terpilih.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.