Selamat Jalan Pope Francis, Minta Dimakamkan di Peti Kayu Sederhana
Irfani Rahman April 22, 2025 08:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, VATICAN - Dunia berduka atas wafatnya pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus. Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013.  Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun karena mengalami pneumonia ganda.

Penunjukannya sebagai Paus sempat mengejutkan banyak pihak karena sosok asal Argentina itu dianggap sebagai tokoh di luar hierarki Vatikan. Ia dikenal karena kepeduliannya terhadap kaum miskin dan gaya hidup sederhana.

Kini setelah wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik mengalami kekosongan takhta atau ‘Sede Vacante’. Agenda selanjutnya adalah konklaf. Konklaf adalah proses pemilihan Paus baru oleh para kardinal gereja Katolik Roma. Istilah Konklaf berasal dari bahasa latin ‘Cum Clave’ yang artinya kunci.

Gereja Katolik Roma akan memulai ritual yang berakar pada tradisi yang kuat menandai berakhirnya satu kepausan dan mengarah pada dimulainya kepausan berikutnya.

Sebagian besar tradisi itu diatur oleh konstitusi yang dikenal sebagai Universi Dominici Gregis (Dari Seluruh Kawanan Tuhan) yang disetujui oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1996 dan direvisi oleh Paus Benediktus XVI pada 2007 dan 2013. Seorang kardinal yang dikenal sebagai camerlengo (bendahara), saat ini dijabat Kardinal Kevin Farrell yang merupakan warga negara Irlandia-Amerika.

Dia akan menjalankan urusan rutin Gereja Katolik Roma yang beranggotakan hampir 1,4 miliar umat di dunia selama periode yang dikenal sebagai “sede vacante” (kursi kosong).

Ia secara resmi mengonfirmasi kematian Paus. Hingga sekitar abad ke-20, hal ini dilakukan secara ritual dengan mengetukkan palu perak di dahi Paus sebanyak tiga kali. Upacara berkabung berlangsung selama sembilan hari setelah wafatnya Paus.

Sementara tanggal pemakaman Paus Fransiskus akan diputuskan oleh para kardinal. Universi Dominici Gregis mengatakan upacara tersebut harus dimulai antara hari keempat dan keenam setelah kematiannya. Paus Fransiskus, yang menghindari banyak kemewahan semasa hidupnya dan memilih hidup dalam kesederhanaan, telah memodifikasi dan menyederhanakan upacara pemakaman kepausan pada tahun 2024 lalu.

Misa pemakaman masih diperkirakan diadakan di Lapangan Santo Petrus. Tetapi tidak seperti banyak pendahulunya, Fransiskus meminta untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.

Paus Fransiskus juga meminta agar jenazahnya dimakamkan dalam peti kayu sederhana. Tidak seperti para pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti yang saling bertautan terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus meminta agar jenazahnya tidak dipajang di atas panggung tinggi atau catafalque di Basilika Santo Petrus. Tujuannya agar dapat dilihat oleh pengunjung di Roma, seperti yang dilakukan oleh para paus sebelumnya.

Di Indonesia, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama, Suparman, meminta umat Katolik di Indonesia untuk mengiringi wafatnya Paus Fransiskus dengan doa-doa Ekaristi. Sebagai bentuk penghormatan dan duka, Suparman mengimbau umat Katolik untuk mendoakan keselamatan arwah Paus Fransiskus dalam doa-doa Ekaristi.

“Umat Katolik khususnya agar mendoakan keselamatan Paus Fransiskus dalam doa-doa ekaristi bersama umat. Mohon doa-doa ini diteruskan kepada umat,” kata Suparman.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menyampaikan ucapan duka mendalam atas wafatnya pemimpinan tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus. “Dunia berduka dengan meninggalnya Paus Fransiskus. Beliau dikenal sebagai tokoh yang cinta damai. Untuk mewujudkan cita-citanya  beliau dikenal rajin membangun hubungan dengan berbagai tokoh dunia,” kata Anwar Abbas.

Sementara di Gereja Katedral, Jakarta, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan pihaknya bakal menggelar misa requeim atau misa arwah untuk Paus Fransiskus pada Kamis (24/4). “Diharapkan paroki-paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta mengadakan doa-doa arwah di parokinya masing-masing,” kata Ignatius. (Tribun Network/alf/fah/mat/wly)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.