TRIBUNWOW.COM - Pedagang di Mangga Dua, Rio (bukan nama sebenarnya) mengaku pernah melihat artis berbelanja di daerahnya itu.
Diketahui, Mangga Dua tengah jadi sorotan lantaran menjual produk mirror atau KW bukan orisinil.
Barang-barang yang banyak dijajakan di kios-kios di pusat perbelanjaan di Mangga Dua ini disebut "mirror" alias KW super.
Dengan tampilan yang sangat menyerupai produk aslinya, berbagai barang seperti tas, dompet, hingga sepatu menjadi incaran para perempuan pecinta fashion.
"Di sini memang banyak barang KW super gitu, orang nyebutnya mirror. Kalau dibilang kualitasnya mah nggak kalah sama yang asli," ujar Rio (bukan nama sebenarnya), salah satu pedagang yang telah bertahun-tahun berjualan di kawasan tersebut, Senin (21/4/2025).
Menurut Rio, tas-tas mewah tiruan itu diimpor dari China dan banyak diminati berbagai kalangan.
Yang paling sering terlihat ialah ibu-ibu sosialita yang disinyalir merupakan istri pejabat.
Ada juga beberapa artis yang pernah dilihat Rio tengah berbelanja tas di Mangga Dua.
"Banyak banget yang ke sini istri pejabat. Artis juga ada. Saya pernah ngeliat ada Mbak N, salah satu artis terkenal itu, belanja tas di sini," ungkapnya.
Perbedaan harga yang mencolok menjadi daya tarik utama.
Rio menyebut, tas Hermes asli yang bisa dibanderol hingga Rp 150 juta, di Mangga Dua harganya bisa 90 persen lebih murah.
"Kalau aslinya misalnya Hermes bisa Rp 150 juta, paling di sini Rp 10 juta atau Rp 15 juta dapat. Kondisi barangnya jelas mirip banget sama aslinya, impor dari China biasanya," ucap Rio.
Pada Senin (21/4/2025) sore, TribunJakarta.com mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Mangga Dua, tepatnya yang berlokasi di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.
Tak cuma di akhir pekan, nyatanya keramaian pembeli di kawasan belanja Mangga Dua juga terlihat di hari biasa.
Pusat perbelanjaan itu memiliki empat lantai dan di setiap lantainya terdapat puluhan tenant yang memperdagangkan barang-barang fashion beragam rupa.
Pada salah satu lantai di pusat perbelanjaan itu, ada sebuah lorong yang di kiri dan kanannya terdapat sejumlah kios yang memperdagangkan tas dan aksesoris wanita.
Barang-barang di kios-kios itu adalah barang bermerek yang jenamanya sudah populer di kalangan perempuan.
TribunJakarta.com pun mencoba mendatangi salah satu kios untuk bertanya-tanya soal barang-barang yang dijual di sana.
Pegawai kios itu pun menawarkan beberapa tas selempang bermerek.
Ia menawarkan barang dengan merek populer seperti Louis Vuitton (LV), Gucci, hingga Prada.
Perempuan itu lalu menyebutkan bahwa tas-tas itu merupakan barang "mirror".
Dijuluki "mirror", yang dalam Bahasa Indonesia berarti cermin.
Maksudnya, produk-produk KW super ini adalah barang yang secara rupa sangat mirip dengan aslinya.
Harga tas selempang itu pun bervariasi, mulai dari Rp 1,5 hingga Rp 3 juta.
"Ini barang mirror, beda-beda harganya, kayak ini Gucci Rp 2,8 juta, terus ini ada Prada, Rp 1,9 juta," ucap salah seorang pegawai kios.
Diberitakan sebelumnya, kawasan perbelanjaan Mangga Dua disebut sebagai pasar barang bajakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Hal ini tercantum dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).
Laporan itu menyebutkan kawasan Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024.
Diketahui, dalam laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Mangga Dua menjadi salah satu lokasi yang ditemui banyak barang dagangan diperdagangkan.
Laporan itu menyebut Mangga Dua menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian.
Dokumen tersebut juga menyatakan, tidak ada penegakkan hukum yang tegas dilakukan oleh pemerintah terkait keberadaan barang bajakan yang dijual bebas.
"Mangga Dua remains a popular market for a variety of counterfeit goods, including handbags, wallets, toys, leather goods, and apparel. There has been little or no enforcement actions against counterfeit sellers.
Stakeholders continue to report that warning letters issued to sellers have been largely ineffective and they raise concerns about the lack of criminal prosecutions.
Indonesia should take robust and expanded enforcement actions in this and other markets, including through actions by the IP Enforcement Task Force," begitu isi halaman 46 dalam dokumen berjudul 2024 Review of Notorious Markets for Counterfeiting dan Piracy.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengeklaim bahwa pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal di Mangga Dua yang dikeluhkan pemerintah AS sebagai sarang barang bajakan.
Kendati melakukan pengawasan, Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.
"Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat," kata Budi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (20/4/2025).
Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama ini.
Ia hanya memastikan bahwa perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional.
Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia.
"Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk," ujar Budi. (*)