Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker tulang memang tergolong jarang di Indonesia.
Angka kejadiannya pun terhitung kecil. Di luar negeri, kasus kanker tulang hanya sekitar 1,6-1,5 persen dari 1 juta orang.
Hanya saja, kanker tulang harus diwaspadai karena bersifat ganas dan umumnya menyerang pada usia muda.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi dr. Achmad Basuki, Sp.OT.
"Masalahnya kanker ini ganas dan menyerang pada umur-umur dekade 2 (20 tahun-an)," ungkapnya pada talk show kesehatan, Selasa (22/4/2025).
Sifat dari kanker tulang ini cepat sekali menyebar.
Dan, jika tidak ditangani dengan baik dan segera, harapan hidup pasien bisa cukup kecil.
Ia mengungkapkan pasien kerap datang dengan kondisi yang terhitung telat.
Bahkan, saat merasakan gejala, seperti nyeri pada tulang, pasien lebih memilih membawa ke tukang urut.
"Kadang-kadang pasien sering datang, dia selalu dilakukan urut atau apa gitu, yang ini kadang-kadang yang sering terjadi gitu," imbuhnya.
Kanker tulang sendiri terdiri dari dua jenis yaitu primer dan sekunder.
Kanker tulang primer adalah kanker yang bermula di tulang itu sendiri.
Sedangkan kanker tulang sekunder (metastasis) adalah kanker yang dimulai di bagian tubuh lain dan kemudian menyebar ke tulang.
Misalnya, kanker bermula dari paru-paru, atau payudara. Kemudian sel kanker itu menyebar sampai tulang. Lama kelamaan menyebabkan kanker tulang.
Lebih lanjut, dr Achmad ungkap keluhan pertama yang dirasakan pada kanker tulang adalah rasa pegal.
"Mungkin sakitnya awalnya hanya seperti pegal. Terus lama-lama bertambah, dan biasanya tidak ada hubungan dengan aktivitas," jelas dr Achmad.
Seiring berjalan waktu, pegal yang dirasakan pun berubah menjadi rasa sakit.
Setelah malam, dia pun mulai merasakan sakit yang bertambah hebat, diikuti tanda lain yaitu pembengkakan.
"Hal-hal seperti itu yang harus segera (diperiksakan). Paling tidak datang ke tempat layanan pertama untuk diperiksa," pungkasnya.