RMHC Gandeng Museum of Toys Bangun Rumah Singgah untuk Pasien Anak
GH News April 22, 2025 10:06 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Yayasan Ronald McDonald House of Charity (RMHC) terus bergerak membantu anak-anak yang tengah menjalani sakit kronis dengan melakukan penggalangan dana untuk pembuatan rumah singgah yang ke-4 bagi pasien anak dan orang tua yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit. 

Kali ini, penggalangan dana RMHC berkolaborasi dengan Museum of Toys (MoT) dengan meluncur Intelectual Property #Bear4love untuk pembangunan rumah singgah di Kemanggisan, Jakarta Barat bagi pasien anak dengan sakit kronis dan keluarganya yang sedang menjalani pengobatan di RSJPD Harapan Kita, RSAB Harapan Kita dan RS Kanker Dharmais.

Ketua Yayasan RMHC, Caroline Djajadiningrat mengatakan kolaborasi bersama Museum of Toys untuk pembangunan rumah singgah bagi pasien anak ini terinspirasi dari pengalaman pribadi founder Museum of Toys, Win Satrya yang mengungkapkan betapa pentingnya kehadiran orang tua atau keluarga dalam proses penyembuhan anak. 

“Keinginan untuk turut hadir dan memberi kekuatan inilah yang mendorong terciptanya kolaborasi RMHC dan Museum of Toys. RMHC menyambut hangat inisiatif #Bear4love ini,” ucap Caroline Djajadiningrat dalam konferensi persnya di Jakarta pada Selasa (22/4/2025). 

Kepada TIMES Indonesia, Caroline menjelaskan 3 rumah singgah dengan total 45 kamar yang berada di 3 lokasi yang berbeda terus diisi oleh pasien anak dengan penyakit kronis bersama orang tua atau keluarganya yang mendampingi. 

“Jadi prioritas kami adalah pasien anak dengan sakit kronis yang sudah mendapatkan rekomendasi dokter dirumah sakit yang telah bekerja sama serta jarak rumah dengan rumah sakit yang terjauh yang kita prioritaskan. Buat kami, pasien yang dari luar kota adalah pasien utama yang akan kami terima,” jelas Caroline. 

“Selama ini pasien kami di RSCM itu berasal dari rumah sakit rujukan yang ada diluar kota seperti dari Aceh, Lampung dan wilayah lainnya di Indonesia. Itu adalah target utama kami,” sambung Caroline. 

Caroline mengatakan, pasien yang tinggal di rumah singgah RMHC sendiri sudah diberikan fasilitas berupa bahan-bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, roti dan lainnya. 

Caroline menegaskan hadirnya pembangunan rumah singgah di Kemanggisan ini merupakan gebrakan yang dilakukan RMHC karen jumlah kamar yang disediakan jauh lebih banyak dibandingkan rumah singgah ke-3 yang terdapat 25 kamar.

“Gebrakan kami yang ke-4 ini kami melompat dari 25 kamar di rumah singgah ke-3 menjadi 65 kamar dirumah singgah ke-4 ini. Semua ini karena kebutuhannya 65 kamar untuk pasien anak yang melakukan pengobatan di RSJPD Harapan Kita, RSAB Harapan Kita dan RS Kanker Dharmais,” jelasnya. 

“Untuk masa tinggal di rumah singgah sendiri, maksimalnya adalah 2 minggu tapi dapat diperpanjang selama mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menyatakan untuk tinggal lebih dari 2 minggu,” sambungnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K) yang juga dokter di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita mengatakan bahwa 80 persen pasien anak RS Jantung Harapan Kita datang dari luar kota. 

pameran-5.jpgRMHC berkolaborasi dengan Museum of Toys meluncurkan Intelectual Property #Bear4love. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)

“Mendukung apa yang disampaikan Caroline, pasien anak datang bersama minimal 2 orang bersama Bapak dan Ibunya serta memang membutuhkan waktu yang sangat panjang bisa dua sampai tiga bulan atau bahkan lebih lama,” kata dr. Oktavia. 

Ia pun menegaskan bahwa pasien serta orang tua atau keluarganya yang mendampingi perlu bertahan hidup selama masa pengobatan dan biaya terbesar adalah rumah atau tempat tinggal. Tak jarang keluarga pasien rela tidur di masjid atau pelataran untuk menghemat pengeluaran dan mengutamakan untuk membeli makan. 

“Saya melihat sendiri salah satu pasien saya mencucikan pakaian pasien lainnya hanya untuk mendapatkan uang untuk makan. Karena waktu pengobatan yang lama bahkan ada orang tua yang tidak bekerja dan fokus merawat anak yang sakit,” imbuhnya. 

dr. Oktavia menceritakan PERKI pernah menggelar konser amal untuk menolong pasien anak-anak dan keluarga dengan membuatkan rumah singgah hingga akhirnya terwujud meskipun hanya 1 sampai 2 kamar. Tetapi, lanjutnya, semua itu masih belum cukup karena sebagai organisasi nirlaba, PERKI memiliki keterbatasan.

“Tapi karena niat baik kami akhirnya dipertemukan dengan RMHC dan kita berkolaborasi membangun rumah singgah. Perjalanan mencari lokasi saja 1 tahun dan itu tidak mudah, banyak sekali perjuangannya. Sekarang kita sudah sampai di tahap ini dimana tanah dan lokasi sudah ada dan sekarang tinggal membangun rumahnya,” cerita dr. Oktavia. 

“Bahkan informasi terkait rumah singgah ini sudah terdengar oleh pasien kami dan mereka sangat mengharapkan rumah singgah tersebut segera hadir karena mereka sangat membutuhkan,” sambungnya. 

#Bear4Love 

Sebagai bentuk dukungan, Museum of Toys mengembangkan Intellectual Property (IP) khusus bernama #Bear4Love sebuah karakter beruang yang menjadi simbol cinta, harapan, dan semangat hidup. 

Berkolaborasi dengan seniman ternama seperti Peter Rhian, Adriel Arizon, Indah Oei, dan Chuans Lee. Patung #Bear4Love hasil kolaborasi ini akan dipamerkan di Art Jakarta Gardens 2025,

#Bear4Love akan hadir dalam bentuk patung berukuran 50 cm yang menjadi "kanvas" seni bagi para seniman. Selain itu Museum of Toys sendiri juga menghadirkan seri mini dari #Bear4Love berjudul “Love, Hope, Joy, Smile”, dengan tinggi 20 cm dan empat warna karakter berbeda. 

Seri ini juga akan menjadi bagian dari upaya penggalangan dana bagi RMHC yang menegaskan bahwa setiap bentuk cinta sekecil apapun memiliki makna besar. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.