TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MAGETAN - Nama Mbok Yem tak hanya dikenal sebagai pemilik dan penjaga warung, tapi juga penjaga semangat bagi ribuan pendaki yang pernah menginjakkan kaki di puncak Gunung Lawu.
Warung sederhananya yang berdiri di titik tertinggi jalur pendakian Hargo Dumilah, menjadi tempat bernaung, berbagi cerita, dan penghangat jiwa.
Pendaki asal Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rina Dwi Prayekti, mengaku sempat bermimpi sosok Mbok Yem, sebelum kabar kepergian almarhum beredar. Menurutnya, di mimpi itu, Mbok Yem terlihat bahagia, seperti sedang masak di warungnya.
“Kenal Mbok Yem sejak 2023. Setiap kali menapaki jalur Lawu, selalu menyempatkan diri mampir ke warung Mbok Yem, menikmati kulineran khas Mbok Yem,” ujarnya,di rumah duka Dusun Dagung, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu (23/4/2025) malam.
Dirinya menambahkan, kenangannya tentang almarhum tetap hidup dalam ingatan banyak orang, termasuk ingatan pribadinya.
“Pernah suatu malam naik sendiri jam 11 malam. Saat sampai di warungnya, aku langsung nangis pelukan sama beliau. Mbok Yem cuma bilang, Jangan menangis, hadapi hidupmu. Kamu kuat. Itu kalimat yang sampai sekarang terus aku ingat,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Mbok Yem sebelumnya menjalani perawatan cukup lama di RSU Aisyiyah Ponorogo karena pneumonia yang dideritanya sejak akhir Maret 2025.
Setelah kondisi membaik, Mbok Yem dipulangkan untuk rawat jalan di rumah. Namun, takdir berkata lain, almarhum menghembuskan napas terakhir di rumah tercintanya di Dusun Dagung, Desa Gonggang.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Febrianto Ramadani/TribunJatimTimur.com)