Kronologi Remaja Bunuh 2 Bocah SD di Bengkulu, Mayat Dibungkus Karung, Ayah Pelaku Pura-pura Jadi Dukun
Ayu Wulansari K April 24, 2025 07:34 PM

Grid.ID - Seminggu menghilang, dua bocah SD di Bengkulu ditemukan sudah tak bernyawa. Kedua bocah tersebut rupanya menjadi korban pembunuhan seorang remaja, yang merupakan tetangganya sendiri.

Dikutip dari TribunBengkulu.com, dua bocah bernama Arjuna (8) dan Abiyu (9), warga Kelurahan Kandang, Kota Bengkulu, ditemukan tewas di dalam karung. Jasad Abiyu ditemukan lebih dulu di Muara Jenggalu, Minggu (20/4/2025), kemudian jasad Arjuna ditemukan di dalam septic tank rumah warga keesokan harinya pada Senin (21/4/2025).

Kronologi menghilangnya dua bocah tersebut bermula dari hari Selasa (16/4/2025). Saat itu keduanya masih terlihat asyik bermain ponsel bersama di rumah Arjuna.

Akan tetapi satu jam kemudian, Arjuna dan Abiyu tak lagi berada di rumah. Hingga menjelang magrib, keduanya tak juga pulang ke rumah.

Keluarga pun mulai panik mempertanyakan keberadaan Arjuna dan Abiyu. Mereka kemudian melaporkan hal ini kepada warga sekitar dan pihak kepolisian.

Pencarian mulai dilakukan ke berbagai tempat, antara lain dengan menyisir sungai, mencari ke rumah-rumah teman korban, dan tempat-tempat keduanya sering bermain.

Kemudian hari Rabu (17/4/2025), keluarga mendapatkan informasi bahwa dua bocah tersebut sempat memancing dan membantu menguras kolam ikan milik warga. Lokasinya tak jauh dari kantor Lurah Kandang.

Keduanya mendapatkan upah berupa ikan. Sang pemilik kolam pun mengaku telah menyuruh kedua anak itu untuk pulang sore hari.

Upaya pencarian terus dilakukan, hingga pada Minggu (20/4/2025), ditemukan mayat bocah laki-laki, yakni Abiyu (9), yang mengambang di Muara Jenggalu. Jasad tersebut dalam kondisi yang mengenaskan dan terbungkus karung.

Kejutan mengerikan datang keesokan harinya, Senin (21/4/2025), satu jasad lagi ditemukan. Jasad Arjuna (8) ditemukan terbungkus karung di dalam septic tank di halaman salah satu rumah warga, SC.

Polisi pun mengepung rumah SC. Petugas tak membutuhkan waktu lama untuk menangkap terduga pelaku, yakni seorang remaja berinisial PT (16), yang merupakan anak tiri SC.

Selain PT, polisi juga mengamankan ibu kandungnya serta SC untuk dimintai keterangan lebih lanjut. PT juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ini.

Motif Pelaku

Lantas apa motif pelaku membunuh kedua bocah SD tersebut? Diduga pelaku sakit hati dan kesal dengan kedua bocah tersebut.

Pelaku, PT, kesal karena melihat Arjuna dan Abiyu memancing di kolam belakang rumahnya. Akan tetapi polisi masih menyelidiki lebih dalam motif pelaku melakukan pembunuhan.

Dari hasil autopsi terungkap bahwa korban tewas dicekik. Saat itu pelaku membekap dan memiting kedua bocah tersebut lalu memasukkan mereka ke dalam kolam hingga tewas.

Setelah korban tewas, pelaku memasukkan jasad Abiyu ke dalam karung yang diisi batusebagai pemberat, kemudian membuangnya ke sungai. Ia pun ingin melakukan hal yang sama pada mayat Arjuna, namun warga sudah berkeliling mencari keberadaan korban.

Akhirnya PT membuang mayat Arjuna ke septic tank di rumahnya yang berbentuk sumur. Ia juga menutupi kejahatannya dengan menaburkan kabur barus di sekitar septic tank.

Gelagat Mencurigakan Ayah Pelaku

Dari hasil penyelidikan, ayah dan ibu pelaku mengaku tak mengetahui ada jasad di septic tank rumah mereka.

"Orang tuanya ini jarang di rumah karena orang tuanya ini banyak bekerja di luar, pada siang hari itu sering tidak di rumah, malam hari kadang pulangnya cukup malam. Saat kejadian itu rumah dalam keadaan kosong," ungkap Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, Selasa (22/5/2025).

Meski begitu, warga sekitar memberikan kesaksian mengejutkan mengenai dugaan keterlibatan orangtua pelaku. Ayah dan ibu pelaku diduga ikut menutupi kejahatan PT.

Salah satu tetangga PT, Nurhasanah mengaku sempat melihat ayah pelaku, yakni SC (45) bolak-balik membawa banyak serai ke rumahnya. Namun saat itu ia tak menegur SC, sehingga tidak tahu serai itu digunakan untuk apa.

Saat itu SC membawa banyak serai menggunakan sepeda motor matic sekitar pukul 13.00 WIB. Nurhasanah menduga serai tersebut adalah serai yang sama dengan yang disebarkan di sekitar septic tank.

"Saya ini kan sedang berdua ngobrol sama tetangga juga di depan rumah pelaku, lalu saya lihat dia SC bawa kayak alang-alang. Begitu saya lihat jasad Arjuna itu diangkat ada yang ngomong katanya ada sereh banyak," ungkap Nurhasanah, Kamis (24/4/2025).

Tak hanya itu, ayah pelaku juga sempat berpura-pura menjadi dukun. Hal ini diungkap oleh paman korban Arjuna.

Paman Arjuna, Zainal Abidin menyebut bahwa SC sengaja mengalihkan perhatian keluarga agar tidak mencari korban di rumahnya.

"Orang tua itu (pelaku) mengalihkan dari kami pihak keluarga, untuk mencari-cari ke rumah kosong, enggak pernah diperiksa (rumah pelaku), karena kami nggak curiga sama dia (pelaku). Semenjak kejadian inilah baru curiga," ujar Zainal, Rabu (23/4/2025).

"Dia (ayah pelaku) sempat menjadi dukun, dia sempat interogasi, sempat belikan rokok untuk persyaratannya. Sudah dipenuhi, malah dibawa ke mana sama dia. Berarti dia ini mengalihkan," jelas Zainal.

Tak hanya ayah pelaku, ibu pelaku juga menunjukkan gelagat mencurigakan. Ia menyarankan warga untuk mencari korban di tempat-tempat lain seperti rumah kosong dan sumur.

"Sedangkan ibunya (pelaku) itu ngomong sama pihak keluarga korban, ‘Cobalah cari rumah-rumah kosong, atau sumur-sumur’. Itu ibuknya yang ngomong sendiri. Berarti ini sekeluarga sudah menutupi. Gak mungkin anaknya sendiri itu, gak mungkin. Kami minta diusut tuntas," lanjutnya.

Rumah Pelaku Dirusak Warga

Sementara itu dikutip dari Kompas.com, warga menggeruduk rumah PT, remaja yang membunuh 2 bocah SD, Arjuna dan Abiyu. PT diketahui masih duduk di bangku SMK.

Rumah PT dirusak oleh warga karena geram hanya PT yang ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan warga menduga, kedua orangtua pelaku juga ikut terlibat.

Warga pun melampiaskan amarahnya dengan merusak kaca, pintu, bangunan hingga peralatan rumah tangga milik tersangka dibuang ke luar rumah. Polresta Bengkulu akhirnya bergerak untuk mengamankan rumah tersebut dari amukan warga.

"Kami meminta bantuan kepada bapak ibu untuk membantu anggota kami dalam proses penyelidikan. Kalau ada yang mengetahui proses kejadian, agar dapat memberitahukan kami," kata Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno.

Sementara itu Lurah Kandang, Shafari, membenarkan bahwa warganya sempat melakukan pengrusakan di rumah tersangka. Ia pun meminta warga untuk membubarkan diri.

"Memang warga sempat mengamuk, kami sudah meminta mereka untuk membubarkan diri karena proses ini sudah di tangan polisi," ungkap Shafari.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.