TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajer grup musik Seringai, Wendi Putranto, mengungkapkan kronologi meninggalnya sang gitaris Seringai, Ricky Siahaan, setelah manggung di Kota Tokyo, Jepang.
Ricky Siahaan sempat mengalami kolaps lima menit setelah menyelesaikan aksi panggung dalam rangkaian tur Seringai.
Kondisi tersebut membuat Ricky Seringai harus mendapatkan pertolongan pertama dari pihak promotor.
"Pada hari Sabtu malam tersebut, ketika kejadian, kolaps di belakang panggung, almarhum sempat mendapatkan pertolongan pertama dari pihak promotor," kata Wendi di Rumah Duka Sentosa, RSPAD, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
"Pihak promotor kami memang seorang dokter dan beliau yang melakukan upaya untuk melakukan penyelamatan terhadap Ricky di belakang panggung," lanjut Wendi.
Ricky kemudian dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans, tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Pemilik nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan ini dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit pada pukul 21.30 waktu Tokyo.
"Kemudian setelah datang ambulan Ricky dievakuasi ke rumah sakit, dan dinyatakan wafat pada pukul 21.30 waktu Tokyo."
Wendi menjelaskan Ricky memiliki riwayat penyakit jantung. Pada 2014, Ricky sempat mengalami serangan jantung dan harus menjalani operasi pemasangan ring.
Namun, Ricky tidak pernah mengalami sakit, begitupun saat melakukan rangkaian tur konser Seringai di Tokyo dan Taiwan.
"Kejadian di belakang panggung itu ya emang sangat mengagetkan dan sangat mendadak karena posisinya memang tidak ada yang nyangka semuanya," tandasnya.