Jelang Panen Raya Harga Singkong Jatuh, Petani di Banjarnegara Mengeluh
GH News April 26, 2025 12:04 AM

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Para petani singkong di daerah selatan Banjarnegara mengeluh karena sudah tiga bulan ini harga singkong merosot tajam dari harga normal Rp1200 - 1400/kg menjadi Rp700/kg. 

‎Para petani merasa kuatir karena sebentar lagi panen raya. "Sekarang sebenarnya sudah bisa dipanen, tapi singkongnya belum maksimal. Dua hingga tiga bulan lagi, sudah masanya dipanen," ujar sejumlah petani singkong di Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

‎Mereka merasa kuatir jika saat panen raya harga masih di kisaran Rp700/kg maka dipastikan merugi, karena harga ideal, minimal Rp1200/kg. 

Jelang-Panen-Raya-Harga-Singkong-Jatuh-b.jpgOwner UD Putra Fm, Gilang. (Foto: Muchlas/TIMES Indonesia)

‎"Jika harga Rp1200/kg petani masih lega, karena ada keuntungan, setelah dipotong biaya pengolahan lahan, penanaman dan pemupukan," ujar Sukirno asal Desa Parakan, Jumat sore (25/4/2025).

‎Sukirno maupun petani yang lain berharap Pemkab Banjarnegara ikut membantu para petani singkong agar harga bisa normal lagi.

"Kami sendiri tidak tahu, kenapa harga singkong turun. Mudah - mudahan ke depan ada perbaikan harga," harap Sukirno maupun ‎Ripin dan Kartono.

‎Diakuinya bahwa hasil pertanian yang cocok di daerah Kebondalem, Petir Wanadri, Pucungbeduk dan Parakan atau Wilayah Kecamatan Bawang dan Purwanegara adalah singkong. Sedang untuk hasil pertanian lain yang dikembangkan adalah cabe dan buah pepaya.

‎Hal ini dibenarkan oleh Ny Yayu, Kasi Pelayanan di Desa Kebondalem. "Sebagian besar petani di Kebondalem dan dan sekitarnya memang petani singkong, karena tanaman ini yang paling cocok ditanam di daerah ini," ujarnya.

‎Ia mengaku prihatin atas turunnya harga singkong. Namun pihak desa juga tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi masalah ini. 

‎Kepala Dinas Pertanian Banjarnegara Firman Sapta Ady saat dihubungi TIMES Indonesia melalui ponselnya belum dapat terhubung.

‎Singkong Dikirim ke Wonogiri dan Jawa Barat

‎Sementara itu owner UD Putra FM, Gilang Pramana Putra selaku pemilik lapak penampungan singkong menuturkan harga singkong di pabrik turun drastis sejak Januari 2025 lalu.  

‎"Kami memang hanya mampu, beli singkong petani Rp700/kg karena harganya lagi anjlok. Tiga bulan ini, kami hanya bertahan, agar armada truk dan 20 tenaga kerjanya tidak menganggur," ujarnya.

‎Singkong lanjut Gilang dikirim ke pabrik tapioka di Wonogiri dan Jawa Barat. "Dulu di Banjarnegara ada beberapa pabrik tapioka tapi semuanya sudah bangkrut. Konon pengusaha pindah ke Lampung yang bahan bakunya melimpah," jelas Gilang.

Jelang-Panen-Raya-Harga-Singkong-Jatuh-bc.jpgProduksi singkong di lapak menurun. (Foto: Muchlas/TIMES Indonesia)

‎Gilang juga berharap banyak kepada pemkab Banjarnegara atau dinas terkait untuk bisa mengangkat harga singkong yang terpuruk ini kembali normal.

‎"Selama ini kami sebagai pemilik lapak juga bingung saat harga rendah. Kita kan beli untuk dijual lagi. Saat kita beli seperti sekarang ini seolah-olah harga dimainkan. Padahal realita di lapangan atau pabrik juga turun drastis mencapai 50 persenan dari empat bulan sebelumnya," Gilang kembali menjelaskan.

‎Makanya dengan hadirnya pemerintah kabupaten (Pemkab Banjarnegara) dalam masalah ini diharapkan harga singkong dapat kembali normal. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.