TIMESINDONESIA, SURABAYA – Hari itu matahari cukup teduh, dan udara terasa bersahabat. Kodim 0815 Mojokerto berkunjung ke Yayasan Griya Welas Asih Mambaul Hikmah, di Desa Payungrejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Langkah kaki Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf Ruly Noriza pelan, tapi pasti. Di depan matanya, puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) duduk dalam diam.
Sebagian tersenyum. Sebagian tak menyadari. Tapi hari itu, kehadiran sang Dandim bukan formalitas. Itu sapaan tulus dari hati.
Dandim bersama jajaran perwira dan Babinsa, datang membawa paket bantuan sembako dan kebutuhan pokok lainnya.
Bukan barang mewah, tapi itulah bentuk perhatian yang nyata.
"Bantuan ini bukan soal jumlah. Ini bentuk sedekah dan kasih sayang dari kami, prajurit, untuk saudara-saudara kami di sini," ucap Dandim, tenang dan bersahaja.
Griya Welas Asih bukan tempat biasa. Di balik dinding sederhana itu, ada 97 jiwa yang tengah dipulihkan.
Sebagian tak lagi dikenali keluarganya. Sebagian ditinggal karena tak mampu dirawat. Di bawah asuhan Gus Saiman, yayasan ini berdiri dan bertahan.
Dengan pendekatan Islami, para pasien dirawat tanpa dipungut biaya. Makan, mandi, tidur semua disediakan dengan cinta, walau serba terbatas.
"Kami merasa sangat terbantu. Kehadiran Dandim dan para prajurit memberi semangat baru. Mereka datang dan peduli," tutur Gus Saiman, penuh syukur.
Kegiatan berlangsung hangat. Tak ada jarak. Letkol Ruly bahkan menyempatkan berbicara langsung dengan beberapa penghuni.
Sebagian hanya mengangguk, sebagian bercerita singkat. Tapi semuanya menyambut.
Bagi Kodim 0815, ini bukan pertama kalinya hadir. Awal tahun 2025, bantuan serupa disalurkan lewat program Sedekah Prajurit.
Bahkan sebuah tempat sampah permanen dibangun di halaman pondok. Kecil, tapi berarti. Menjaga kebersihan adalah bagian dari kesehatan.
Di tengah hiruk pikuk pembangunan, ada kelompok yang sering dilupakan. ODGJ bukan hanya masalah medis. Mereka juga butuh pelukan sosial. Butuh kehadiran. Butuh pengakuan sebagai manusia.
Kodim 0815 memahami itu. Bahwa tugas TNI bukan sekadar menjaga perbatasan, tapi juga merawat sisi kemanusiaan.
Maka mereka hadir. Diam-diam. Tapi sungguh-sungguh.
Tak banyak yang bisa mereka ucapkan. Tapi dari wajah-wajah itu, tersirat harapan. Bahwa di tengah keterbatasan, masih ada yang peduli.
Dan kepedulian itu, hari itu, datang dengan pakaian loreng dan senyum hangat. Langkah kecil dari Kodim Mojokerto. Namun mungkin, sangat besar bagi mereka yang membutuhkan.
Apa yang dilakukan Kodim 0815 Mojokerto adalah sebuah wujud nyata kepedulian TNI terhadap kemanusiaan dan mereka yang sering dipinggirkan. (*)