Penampakan Cacing Kremi yang 'Bersarang' di Usus Buntu Remaja 15 Tahun
GH News April 26, 2025 06:04 PM

Seorang remaja mengeluhkan nyeri perut dikira radang usus buntu. Ternyata saat dioperasi, ada cacing kremi (pinworms) yang bersarang di usus buntunya. Kasus langka tersebut dipublikasikan di jurnal medis Cureus.

Awalnya remaja berusia 15 tahun tanpa disebutkan namanya itu datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) lantaran mengalami sakit perut, mual, dan tak bisa makan. Gejala yang dialami tersebut mengarah pada radang usus buntu.

Meskipun begitu, suhu tubuh pasien tetap normal, dan hasil tes awal, termasuk pemeriksaan darah serta pencitraan medis, tidak menunjukkan temuan yang meyakinkan.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) panggul hanya memperlihatkan adanya kista ovarium kecil, sementara pemindaian CT scan menunjukkan tanda-tanda sembelit ringan. Namun, kedua hasil tersebut tidak secara langsung mengarah pada diagnosis radang usus buntu.

Selama dua hari berikutnya, kondisi pasien terus memburuk. Melihat perkembangan tersebut, tim dokter di Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan usus buntu sebagai tindakan pencegahan.

Sebagai informasi, radang usus buntu (apendisitis) adalah kondisi peradangan pada usus buntu, organ kecil berbentuk tabung yang menempel pada bagian awal usus besar. Jika tidak segera ditangani, radang usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pecahnya usus buntu dan infeksi di rongga perut (peritonitis).

Ini adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri perut yang memerlukan pembedahan, memengaruhi sekitar satu dari 20 orang, sebagian besar berusia antara 10 dan 30 tahun.

ila tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan pecahnya usus buntu, yang dapat menimbulkan infeksi yang mengancam jiwa di rongga perut.

Lebih lanjut, dokter kemudian terkejut lantaran organ usus buntu remaja perempuan tersebut dipenuhi enterobius vermicularis, yang umumnya dikenal sebagai cacing kremi.

"Usus buntu yang terinfeksi cacing kremi... menjadi penyebab presentasi awal dan kemunduran klinis pasien," tim medis dari Rumah Sakit Regional Beckley Appalachian, melaporkan di Cureus.

Infeksi cacing kremi umum terjadi, terutama di kalangan anak-anak berusia enam hingga 15 tahun. Mereka menyebar dengan mudah melalui telur kecil yang ditemukan di tangan, permukaan, atau makanan yang terkontaminasi.

Pasien kemudian diobati dengan albendazole, obat antiparasit lainnya, dan pulih total.

Dokter menekankan pentingnya mempertimbangkan infeksi parasit saat mendiagnosis nyeri perut, terutama bila gejala radang usus buntu klasik tidak ada.

"Kasus ini menyoroti tantangan diagnostik dalam menjelaskan Enterobius vermicularis sebagai kemungkinan penyebab pasien yang mengalami radang usus buntu," simpul laporan tersebut.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.