TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Belakangan ini bangunan kantor Lurah Tanjung Batu di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menjadi perbincangan masyarakat.
Kondisi kantor yang merupakan bangunan tua, kini tak terawat.
Ditambah lagi dengan material bangunan berupa kayu yang mulai lapuk.
Pantauan di lapangan, kantor Lurah Tanjung Batu yang berlokasi di Jalan Sayid Makdum itu dicat warna putih kombinasi biru.
Jika dilihat sepintas oleh pengendara di jalan, tampak tak ada yang perlu dikhawatirkan dari bangunan tersebut.
Namun saat didekati, kerusakan sangat tampak di mana ada kaca pintu depan yang pecah dan pecahan yang tajam sangat membahayakan keselamatan.
Begitu mendongakkan kepala, plafon yang tersusun dari kayu-kayu panjang tampak kusam dan berjamur.
Di salah satu sisi plafon juga terdapat beberapa kayu yang rusak dan patah.
Sementara dinding papan di kedua sisi bangunan juga mulai lapuk dan sangat mudah didobrak.
Melihat ke dalam ruangan lewat celah jendela, dinding papan yang lapuk sama seperti kondisi di luar ruangan.
Di dalam terdapat dua buah meja panjang dan belasan kursi plastik yang ditumpuk.
Ada pula sofa yang digunakan untuk menerima tamu.
Sama seperti kantor pelayanan publik pada umumnya, terdapat bagan struktur pejabat kelurahan, informasi pelayanan publik dan papan tulis yang ditempel di dinding.
Tampak aset yang paling kelihatan mengkilap di dalam kantor adalah foto presiden dan wakil presiden serta kepala daerah di Sumatera Selatan.
Menurut seorang staf di kantor Lurah Tanjung Batu, kondisi kantor yang sedemikian rupa itu sudah sejak lama.
"Tanjung Batu ini bisa dibilang salah satu yang paling terkenal dan menonjol. Bisa dibilang maju kalau di Ogan Ilir. Tapi kantor lurahnya mirip rumah hantu," kata seorang staf, Sabtu (26/4/2025).
Selain bangunan yang usang dan lapuk, kantor tersebut juga nyaris tak ada fasilitas yang bisa diandalkan.
"Tidak ada toilet. Jadi yang mau buang air harus numpang ke tetangga atau ke masjid," tutur staf tersebut.
Saat melihat ke belakang bangunan, sampah berserakan dan penuh dengan tanaman liar berupa semak-semak serta akar gantung.
Terdapat bilik toilet yang dindingnya jebol dan dipenuhi sampah.
"Padahal toilet itu prasarana yang sangat dibutuhkan. Tapi untuk memenuhi itu saja kita tidak mampu," ujar staf tersebut.
"Orang tua kami bilang, kantor lurah ini dibangun setelah kemerdekaan atau sekitar tahun 1950-an. Jadi memang bangunannya sudah tua," imbuhnya menjelaskan.
Sementara Lurah Tanjung Batu, Dedi Iskandar tak banyak berkomentar ketika diminta konfirmasi terkait kantor tempat kerjanya itu.
Dia hanya mengatakan sudah mengirimkan proposal perbaikan bangunan kantor ke Pemkab Ogan Ilir.
"Insya Allah tahun ini dibangun," kata Dedi dihubungi via WhatsApp.
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com