Butuh Rp 500 Juta untuk Distribusi Air Bersih ke Daerah Rawan Kekeringan di Bondowoso
GH News April 26, 2025 06:12 PM

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Memasuki musim kemarau 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, mulai memetakan daerah rawan kekeringan berikut juga kebutuhan anggaran untuk distribusi air bersih

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo menjelaskan, saat ini sudah peralihan dari hidrometeorologi basah menuju hidrometeorologi kering. 

“Ini yang perlu dipersiapkan sehingga bisa memberi pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat,” kata dia usai apel Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN), Sabtu (26/4/2025).

Menurutnya, melalui apel tadi, BPBD berkoordinasi dengan semua pihak serta memastikan peralatan betul-betul siap untuk menghadapi hidrometeorologi kering. 

Adapun dalam hidrometeorologi kering ini kata dia, yang perlu diwaspadai yakni kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan. 

Menurutnya, BPBD sudah memetakan titik-titik yang berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba. Yakni tersebar di 9 kecamatan dengan total 15 desa. 

Sementara setelah ada perintah bupati, anggaran untuk distribusi air bersih ditambah yang semula untuk satu bulan menjadi dua bulan. 

Sebenarnya kebutuhan untuk distribusi air bersih yakni selama lima bulan. Dimana dibutuhkan anggaran sekitar Rp 75 juta hingga Rp 100 juta setiap bulan. Sehingga estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 500 juta. 

Oleh karena itu, BPBD tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk lebih optimal lagi dalam memberikan layanan distribusi air bersih. 

“Alhamdulillah sudah ada titik terang dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui BNPB, untuk turut serta dalam menangani hidrometeorologi kering yang ada di Bondowoso. Kita juga mengajukan pengeboran,” jelas dia. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.