TIMESINDONESIA, MALANG – Komunitas Harmoni Anak Nusantara mengajak para siswa SLB YPAC Kota Malang untuk lebih dekat mengenal aktivitas seni dan budaya melalui kegiatan Harmoni Pelangi.
Kegiatan yang digelar, Sabtu (26/4/2025) ini berisikan aktivitas melukis dan membatik bersama yang melibatkan para 23 siswa, tenaga pendidik SLB YPAC, tim panitia Harmoni Pelangi, dan para relawan.
“Kami berusaha menciptakan wadah untuk teman-teman penyandang disabilitas, sehingga dapat berinteraksi dengan masyarakat dan menciptakan peluang yang sama dengan teman-teman mereka yang lain di luar sana,” ucap Suwigda Agung Novandinata, Ketua Umum Harmoni Anak Nusantara.
Dua siswa SLB YPAC Kota Malang sedang melukis di atas kanvas. Didampingi tenaga pendidik dan anggota Komunitas Harmoni Anak Nusantara (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia).
Harmoni Pelangi merupakan kegiatan sosial pertama yang diselenggarakan oleh komunitas Harmoni Anak Nusantara. Komunitas baru di Kota Malang yang digagas oleh Novan ini mendedikasikan tujuan pendiriannya dalam bidang sosial dan seni budaya untuk anak berkebutuhan khusus.
“Sedikit-banyak kami sudah banyak mengenal pihak SLB YPAC. Dan kami menilai lembaga ini sudah banyak kesiapan untuk bekerja sama menyelenggarakan kegiatan yang semacam ini untuk para siswanya,” ujar Akhmad Ali Akbar, Ketua Pelaksana Harmoni Pelangi.
Akbar menjelaskan, salah satu tujuan utama dari kegiatan yang diusung oleh komunitas Harmoni Anak Nusantara ini adalah sebagai katalisator untuk masyarakat agar dapat memiliki kepedulian lebih pada para anak berkebutuhan khusus. Selain juga, untuk melatih mental dan daya pikir para siswa agar dapat lebih berkembang lagi.
“Agar teman-teman penyandang disabilitas ini bisa melatih kepercayaan diri,” harap Akbar.
Baginya, para siswa berkebutuhan khusus tersebut tidak perlu untuk merasa dipandang berbeda dari banyak temanya yang lain, non-difabel.
Adanya kegiatan dari komunitas ini juga ditujukan kepada masyarakat, yang secara umum kurang mengenal teman-teman disabilitas. Baik dari jenis disabilitas yang diidap anak berkebutuhan khusus tersebut dan bagaimana memperlakukan mereka dengan baik.
Para siswa SLB YPAC Kota Malang sedang tampak antusias mengikuti kegiatan membatik bersama berteknik batik ciprat dalam kegiatan Harmoni Pelangi. (FOTO: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia).
Pelatihan melukis dan membatik dengan metode batik ciprat dipilih sebab beberapa alasan. Di antaranya, kegiatan ini dinilai cukup sederhana dalam proses pelaksanaan dan memiliki dampak yang besar bagi perkembangan mental para siswa. Selain itu, kegiatan ini mampu membuka ruang kebebasan berekspresi bagi para ssiwa melalui medium seni.
“Kami juga ingin membuat anak-anak lebih dekat dengan dunia seni dan kebudayaan,” imbuh Akbar.
Beberapa peralatan dari kegiatan ini, didapat dari bantuan Galeri Seni Soendari Batik, Malang. Seperti kain, malam, dan pewarna. Beberapa alat lain juga mendapat dukungan daripihak eksternal, SLB YPAC itu sendiri, berupa gawangan dan beberapa kompor untuk mencairkan malam.
Sedangkan untuk peralatan lain, seperti halnya kuas, cat, peniti, dan lain sebagainya, disiapkan secara swadaya oleh panitia.
Setelah acara terlaksana, Akbar menjelaskan, bahwa dalam waku dekat, kemungkinan besar akan diadakan pameran khusus hasil karya para siswa SLB YPAC dalam kegiatan tersebut. “Semoga acara ini memuaskan untuk semua pihak. Bisa memberikan wadah dan peluang bagi teman-teman disabilitas untuk menggali potensi bakatnya,” ucapnya. (*)