Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung merencanakan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) juga diperuntukkan bagi mahasiswa S2 hingga S3. PSI menyarankan program tersebut sebaiknya diperluas jangkauannya bagi mahasiswa S1.
"Menurut saya, sebaiknya untuk S1 diperluas. S1 strategis diutamakan. Maksudnya S1 strategis itu misalnya jurusan kedokteran," kata Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Justin Adrian kepada wartawan, Minggu (27/4/2025).
Justin mendorong program beasiswa itu khususnya diperbanyak bagi mahasiswa kedokteran. Sebab, kata dia, biaya untuk program studi tersebut masih mahal dan dokter di lapangan masih dibutuhkan.
"Jurusan semacam ini, orang tua gaji Rp 30 juta/ bulan pun saya kira tetap sulit, karena kuliah tersebut sangat mahal. Sedangkan Indonesia faktanya kekurangan dokter. Menurut standar WHO, jumlah dokter ideal itu 1:1000. Jumlah dokter di Indonesia masih sekitar 120 ribu, untuk 280 juta rakyat. Ini berarti masih lebih dari 100 ribu dokter dibutuhkan," kata Justin.
"RS dan puskesmas di Jakarta masih sangat kurang. Tenaga medis, dokter, dan lain-lain masih sangat dibutuhkan kota ini," imbuhnya.
Selain itu, Justin mendorong program beasiswa tersebut diperluas kepada mahasiswa S1 di fakultas teknik. Menurutnya, industri elektronik perlu menjadi perhatian saat ini.
"Strategis lainnya adalah Fakultas Engineering untuk komputer, robotic, mecatronic, dan lain-lain untuk menunjang perkembangan industri elektronik di dalam negeri," kata Justin.
Lebih lanjut, Justin menilai program beasiswa untuk mahasiswa magister dan doktoral diserahkan kepada pemerintah pusat. "Untuk S2 dan S3 sebaiknya kita serahkan kepada beasiswa pemerintah pusat, agar bisa kita berbagi program dan tanggung jawab secara proporsional," pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya menyampaikan rencananya hendak membuat KJMU bagi mahasiswa S2 hingga S3. Dia mengatakan hal itu telah dikomunikasikan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta.
"Saya secara khusus dengan Pak Sekda sudah minta untuk KJMU, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, yang dulu hanya S1, saya bilang, nggak. Harus S1, S2, bahkan sampai S3. Selama IPK-nya baik, diberi jaminan untuk bisa sekolah sampai dengan S3," kata Pramono dalam sambutan acara halalbihalal bersama keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta di Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), Minggu (27/4).
Pramono mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk memutus rantai kemiskinan. Dia mengatakan masih lulusan S1 yang kesulitan untuk bekerja.
"Saya meyakini kalau sudah bisa sampai dengan S3, berarti secara akademis sudah paling mentok biasanya bisa diterima di mana-mana dan bisa memotong jalur ketidakberuntungan keluarganya," ucapnya.
"Saya salah satu contohnya, saya keluarga sederhana. Bapak saya guru, saya sekolah sampai dengan S3 untuk bisa memperbaiki kehidupan keluarga itu," tambah dia.