TIMESINDONESIA, BANTUL – Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memastikan bahwa Bulog siap menyerap gabah kering panen (GKP) milik petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Kepastian ini disampaikannya saat menghadiri panen raya di Bulak Blunyahan, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, pada Selasa (29/4/2025).
“Tadi juga sudah dihadiri oleh Bulog DIY. Artinya, akan ada jaminan keterbelian GKP yang langsung dijamin oleh Bulog, dan saya sebagai saksinya. GKP ini dibeli senilai Rp6.500 per kilogram,” ujar Halim.
Panen dilakukan di lahan seluas satu hektare dengan produktivitas mencapai delapan ton per hektare. Setelah panen, petani akan langsung melakukan penyemaian dan penanaman ulang untuk menjaga kesinambungan produksi pertanian di Bumi Projotamansari.
Halim menekankan bahwa sektor pertanian menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Bantul pada periode 2025–2030, termasuk dengan pemanfaatan teknologi modern seperti mesin penanam padi (rice transplanter).
“Mau tidak mau, kita harus mengikuti perkembangan zaman,” tegasnya.
Selain mendorong modernisasi alat pertanian, Pemkab Bantul juga berkomitmen menyediakan bibit unggul dan pupuk organik. Halim meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyiapkan instalasi produksi pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
“Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan bisa merusak tanah. Di Tiongkok, ribuan hektare lahan tak bisa lagi ditanami karena dampak residu kimia yang tidak terurai,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya membuka pikiran terhadap ilmu pertanian baru, agar petani dapat beralih ke sistem yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan bahwa hingga akhir April 2025, total panen padi di Bantul mencapai 4.000 hektare, dengan rata-rata produktivitas delapan ton per hektare.
“Musim panen saat ini sudah hampir selesai, karena puncaknya ada di bulan Maret-April,” kata Joko.
Produksi gabah kering panen Bantul pada Maret-April diperkirakan mencapai 32 ribu ton. Sebagian hasil tersebut diserap oleh Bulog Kanwil DIY, sementara sebagian lainnya disimpan petani untuk kebutuhan konsumsi sendiri.
Kegiatan panen raya di Gabungan Kelompok Tani Gemah Ripah Pendowoharjo diawali dengan tradisi wiwitan sebagai bentuk syukur atas hasil panen. Jenis padi yang ditanam adalah varietas Inpari 42. (*)