TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id – Taman Batu 10, Kota Tanjungpinang yang selama ini dikenal sebagai ruang publik tempat berkumpulnya masyarakat, kini menjadi sorotan.
Bukan karena keindahannya, melainkan karena maraknya aktivitas tak senonoh yang diduga kerap terjadi pada malam hari.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa tak jauh dari taman tersebut terdapat sejumlah pedagang yang menjajakan makanan, seperti telur gulung, jambu, dan minuman-minuman.
Namun, ternyata posisi stan pedagang yang berada cukup jauh dari area inti taman menjadi kendala tersendiri dalam pengawasan.
"Udah sering sekali, dan semalam (Senin, 28/4/2025) terjadi lagi yang viral di media sosial," ujar salah satu pedagang telur gulung.
Menurutnya, jarak antara stan pedagang dengan area taman khususnya bagian belakang taman yang dekat dengan saluran air tidak memungkinkan untuk melakukan pengawasan secara langsung.
"Kami nggak bisa lihat karena tidak kelihatan dari sini jadi nggak kepantau," tambahnya.
Minimnya penerangan di titik-titik tertentu, terutama di sisi belakang taman, turut memperparah situasi.
Area gelap tersebut menjadi tempat rawan bagi tindakan tak pantas yang sulit terdeteksi tanpa kehadiran petugas keamanan.
Warga yang tengah membeli jajanan pun menyampaikan keprihatinan. Rini, salah satu pengunjung, menyayangkan kondisi taman yang disalahgunakan padahal menjadi tempat favorit keluarga saat sore hari.
"Cukup kesal dengan kejadian itu, padahal kalau sore ramai yang datang ke sini. Tapi malam jadi tempat yang beda," ujarnya.
Ia berharap pemerintah bertindak cepat, termasuk dengan memperpendek jarak pengawasan atau memasang lampu di area-area rawan.
"Harusnya lampu itu diperbanyak, kalau ada yang rusak langsung diperbaiki. Apalagi di bagian belakang situ karena gelap kali," tutupnya.
Jarak yang cukup jauh antara pusat aktivitas pedagang dengan area taman menjadi salah satu titik lemah dalam sistem pengawasan saat ini. (TribunBatam.id/Yuki Vegoeista)