Mahasiswi UINSU Jadi Korban Pelecehan dari Asisten Dosen yang Juga Ustaz, Ini Kata Polisi
Randy P.F Hutagaol April 30, 2025 12:32 AM

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kepolisian Daerah Sumatera Utara telah menerima laporan NA, 18 tahun, mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) yang diduga menjadi korban pelecehan seorang ustaz, sekaligus asisten dosennya bernama Hasan Al-Asyari.

Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan, setelah menerima laporan korban, pihaknya akan menyelidikinya.

Pemeriksaan terhadap korban, maupun terduga pelaku akan segera dilakukan.

"Laporannya sudah kami terima dan akan diproses,"kata Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, Selasa (29/4/2025).

Diketahui, seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan berinisial NA, 18 tahun, diduga menjadi korban pelecehan seksual.

Terduga pelakunya ialah pria bernama Abu Hasan Al-Asyari, yang dikenal sebagai ustaz dan diduga asisten dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan.

Karena tak terima dilecehkan, lantas korban melaporkan Abu Hasan Al-Asyari ke Polda Sumut dengan nomor LP/B/637/IV/2025/SPKT/Polda Sumut tertanggal 29 April 2025.

Ayah korban, IL, mengatakan, dugaan pelecehan seksual terhadap putrinya berlangsung pada Rabu 9 April lalu.

Anaknya berinisial NA dijemput menggunakan mobil, lalu dipaksa menenggak minuman, makan makanan yang dibeli terduga pelaku, sampai akhirnya dibawa ke kamar hotel di wilayah Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

"Pelaku ini juga dosen yang masuk di UINSU, sebagai dosen pembantu, tapi juga beberapa kampus di Medan ini dia sebagai dosen tetap juga," kata IL, ayah mahasiswi UINSU yang diduga jadi korban pelecehan seksual, Selasa (29/4/2025).

IL mengungkapkan, kronologi anaknya menjadi korban dugaan pencabulan Abu Hasan Al-Asyari bermula pada Rabu 9 April, malam kemarin.

Kepada ayahnya, NA yang tinggal di sebuah indekos mengaku dihubungi terduga pelaku secara tiba-tiba.

Abu Hasan menelepon, bilang sudah berada di dekat indekos korban dan memintanya keluar.

Karena sudah kenal, lantas korban keluar menemui terduga pelaku didalam mobilnya.

Disinilah korban dibawa jalan-jalan ke arah Berastagi, atau Jalan Letjen Jamin Ginting.

Sebelum ke hotel, terduga pelaku sempat berhenti membeli ayam goreng beserta nasi, dan minuman kemasan.

Setelah itu, korban disuruh makan dan disuruh minum, minuman yang dibelinya seperti dipaksa menenggak.

Tak lama setelah minum, korban merasa seperti lemas dan terduga pelaku mulai meraba bagian tubuh korban mulai dari dada dan organ intimnya, sepanjang perjalanan.

"Setelah itu minuman itu disuguhkan secara paksa ke anak saya sampai tersedak, dan juga disuapkan makanan yang ada di tangannya ayam goreng dan sebagainya, kalau tak salah. Mungkin selama dalam perjalanan mereka melakukan pelecehan daripada seluruh anggota tubuh anak saya."

Setibanya di hotel, terduga pelaku turun dari mobil berbicara dengan petugas hotel.

Kemudian ia menjemput korban dari dalam mobil dan membawanya masuk ke kamar.

Disinilah terduga pelaku mulai mendekap, menelanjangi pakaian, mencumbu korban yang saat itu mengaku antara sadar dan tidak sadar.

Namun demikian, korban mengaku belum sempat dirudapaksa karena saat itu sedang menstruasi.

"Lanjut ke ke tiga kali, kalau la mungkin tidak halangan, mungkin jadi hubungan badan yang akan dilakukan beliau tersebut. Setelah 3 kali, selanjutnya anak saya dibalikkan posisinya."

Masih penurutan IL berdasarkan pengakuan anaknya, kalau korban sempat tertidur dan antara tak sadarkan diri, kemudian terbangun.

Disinilah korban meminta diantarkan pulang ke indekosnya, dan terduga pelaku menurutinya.

Pagi harinya, korban baru sadar kalau dirinya menjadi korban dugaan pencabulan dan merasa trauma.

"Paginya dia baru menyadari kok aku jadi sperti ini."

Modus Kenalkan Kitab Tentang Agama Islam

NA mengaku kepada ayahnya kalau dirinya dan terduga pelaku sudah saling mengenal sejak beberapa waktu lalu.

Abu Hasan Al-Asyari merupakan seorang ustaz di kampung halamannya di Kabupaten Batu Bara, mantan calon anggota legislatif, dan juga asisten dosen di kampusnya.

Bahkan sebelum terjadi pelecehan, keduanya sempat bertemu.

Pertemuan awal sekitar bulan Februari, dan pertemuan kedua disusul dengan makan siang bareng.

Modus di awal, terduga pelaku yang dikenal sebagai ustaz yakni memperkenalkan kitab-kitab terkait agama Islam.

Kemudian pertemuan kedua, saat makan siang, korban merasa tertipu karena diawal merasa makan siang, terduga pelaku akan membawa istrinya.

Ternyata ketika bertemu, terduga pelaku hanya seorang diri.

"Modusnya, memperkenalkan kitab-kitab."

Setelah melapor ke Polda Sumut, IL berharap predator seksual berkedok pemuka agama ditangkap dan diadili.

Sebab, saat melecehkan anaknya dan ditolak, terduga pelaku sempat mengaku kalau mahasiswi lain banyak yang mau melayani nafsu bejatnya dengan sukarela.

"Mudah-mudahan saja laporan ini juga akan berjalan dengan baik."

Terpisah, Ketua Tim Kerjasama Kelembagaan dan Humas Subhan Dawawi mengatakan kalau Abu Hasan Al-Asyari bukan dosen di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).

Namun ia tidak menjelaskan apakah Abu Hasan Al-Asyari merupakan asisten dosen atau bukan.

"Sudah di konfirmasi ke kepegawaian gak ada dosen tetap uinsu atas nama itu,"ungkapnya.

(Cr25/Tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.