Stok Makanan di Jalur Gaza Mulai Habis akibat Blokade Israel
kumparanFOOD April 30, 2025 10:22 AM
Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin sulit. Selama bertahun-tahun, warga Jalur Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah situasi yang tidak menentu.
Bantuan tersebut mencakup berbagai sumber, mulai dari dapur umum, toko roti, hingga pusat distribusi lainnya. Namun, akses terhadap makanan di wilayah tersebut kini mulai menghadapi ancaman serius akibat blokade Israel.
Dalam pengumuman di laman Program Pangan Dunia (WFP), stok makanan mereka di Jalur Gaza telah habis. Pada 25 April lalu, organisasi kemanusiaan dari PBB ini menyatakan bahwa pengiriman stok makanan terakhir telah dilakukan ke dapur-dapur umum di wilayah tersebut.
Padahal, dapur umum ini merupakan sumber bantuan makanan yang sangat vital di Jalur Gaza. Dikutip Associated Press, sekitar 80% dari populasi Gaza alias lebih dari 2 juta orang bergantung pada dapur umum tersebut untuk mendapatkan makanan. WFP memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, dapur-dapur umum di Gaza akan mulai kehabisan stok.
Perbesar
Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Kamis (24/4/2025). Foto: Mahmoud Issa/REUTERS
Sejak 2 Maret lalu, Israel melakukan blokade yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Beberapa waktu lalu, WFP juga sempat mengumumkan penutupan 25 toko roti yang mereka dukung akibat kehabisan tepung terigu dan bahan bakar.
Blokade ini juga membuat harga makanan di Gaza melonjak drastis karena stok yang semakin langka, termasuk daging, telur, susu, sayuran, dan buah-buahan. Banyak warga yang kini kesulitan untuk menjangkau makanan tersebut. Selain itu, kekurangan air bersih dan bahan bakar untuk memasak juga semakin memperburuk situasi warga gaza.
WFP melaporkan bahwa kekurangan pangan ini berdampak serius pada masalah gizi, termasuk meningkatnya angka malnutrisi. Kelompok yang paling rentan terhadap dampak ini adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, wanita hamil dan menyusui, serta orang tua.
Sudah lebih dari tujuh minggu titik penyeberangan perbatasan utama ditutup, menjadikan blokade ini yang terlama yang dihadapi warga Gaza. Jika perbatasan dibuka, WFP menyebutkan bahwa mereka dapat menyiapkan lebih dari 116.000 ton makanan. Stok tersebut dikatakan cukup untuk memberi makan satu juta orang selama empat bulan.
Namun, hingga kini, tidak ada kejelasan kapan blokade atau penutupan jalur penting ini akan berakhir, meninggalkan warga Gaza dalam ketidakpastian yang semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah kritis.