Grid.ID - Sosok gadis bernama Aura Cinta belakangan ramai jadi buah bibir. Ya, hal ini bermula videonya saat berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, yakni Dedi Mulyadi viral di YouTube.
Imbas dari kejadian tersebut, masa lalu dan jejak digital Aura Cinta pun ikut terkuak. Salah satunya yakni terkait Aura yang sempat wara-wiri beberapa kali di televisi.
Dilansir dari TribunMedan.com, Rabu (30/4/2025), Aura Cinta ternyata pernah muncul di program TV yang dipandu Uya Kuya di ANTV berjudul Garis Tangan. Saat itu, Aura memperkenalkan diri sebagai sosok wanita berusia 22 tahun.
Padahal, dalam video viralnya yang berdebat dengan Dedi Mulyadi, Aura Cinta mengaku baru saja lulus SMA. Dan sempat meminta untuk tetap bisa melakukan acara wisuda sekolah.
"Kamu namanya siapa?" tanya Uya Kuya dalam tayangan Garis Tangan ANTV satu tahun lalu.
"Lady," jawab Aura Cinta.
Dalam acara bersama Uya Kuya tersebut, Aura mengikutinya karena hendak mencari jodoh. Tak berhenti sampai di situ Aura juga pernah muncul di iklan pinjaman online (pinjol).
Aura Cinta dan Sang Ibu Ngotot Soal Wisuda Sekolah
Sebelumnya, Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan kebijakan penghapusan wisuda di sekolah. Terkhusus di jenjang pendidikan yang lebih rendah.
"Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia," ucap Dedi Mulyadi dikutip dari tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (28/4/2025).
"Wisuda untuk siapa coba? Yang kuliah, di kita anak TK wisuda biaya gak? (Ada) biaya. Punya rumah enggak yang ikut wisuda TK itu? Enggak. Pake bantaran sungai ya, kan?" imbuhnya.
Namun siapa sangka, rencana kebijakan Dedi Mulyadi itu mendapat kritikan dari salah satu siswi SMA yang merupakan warga Cikarang, Kabupaten Bekasi yang digusur lantaran rumahnya berada di tanah negara Bantaran Kali Bekasi.
Remaja putri itu mengaku bersekolah di SMA 1 Cikarang Utara.
"Terus kalau ada biaya perpisahan harus bayar berapa?" tanya Dedi Mulyadi ke gadis SMA itu.
"Waktu itu sih sekitar Rp 1,2 juta doang pak," kata gadis SMA itu.
Melihat hal itu, Dedi Mulyadi jadi keheranan, pasalnya, terungkap bahwa ibu dari gadis SMA itu sehari-hari hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan sang ayah berjualan botol bensin.
Namun ibu sang gadis justru setuju dengan keinginan dari putrinya itu untuk tetap adanya perpisahan sekolah. Padahal, perekonomiannya sedang sulit, dan rumahnya baru saja digusur.
Usut punya usut, hal itu lantaran sang ibu mengaku ingin mementingkan mental sang anak. Dan agar hal itu menjadi kenangan bagi anaknya itu di masa depan.
"Kalau buat mental anak sih saya setuju yang bayar sih. Soalnya kan emang enggak setiap ini apalagi SMA ya. Jadi ke depannya ya kalau enggak ada, kenangan kan ini," ucap ibu dari siswi SMA itu.
"Kalau bisa ada perpisahan tapi jangan terlalu membebani," imbuhnya.
Medengar hal itu, Dedi Mulyadi pun langsung memberikan jawaban cukup menohok.
"Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai kenapa gaya hidup begininya. Sekarang teriak minta penggantian. Saya ngapain ngeluarin uang Rp10 juta buat ibu, sudah kasihin orang miskin aja yang lain," beber Dedi Mulyadi.
"Saya juga miskin," kata ibu itu.
"Ya miskin kan. Kenapa miskin gayanya orang kaya kan ini harus dibenerin cara berpikir begini," timpal Dedi Mulyadi