Alasan Perempuan Lebih Bergairah saat Masa Ovulasi
kumparanWOMAN April 30, 2025 10:41 AM
Mood yang naik turun pada periode ovulasi hingga menstruasi sudah biasa dialami perempuan. Di fase ini, perempuan biasanya jadi lebih mudah tersinggung alias sensitif dengan banyak hal yang sebenarnya sangat sederhana.
Ovulasi merupakan kondisi saat ovarium melepaskan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma. Masa ini biasanya terjadi pada 12–14 hari sebelum menstruasi terjadi dan sering disebut sebagai momen suburnya perempuan.
Tapi selain suasana hati yang berubah, periode ovulasi juga bisa meningkatkan hasrat untuk berhubungan seksual. Nggak heran kalau beberapa perempuan jadi lebih bergairah di fase ini.
Dilansir Flo, perempuan mengalami akan mengalami fluktuasi hormon pada hari-hari menjelang, saat, dan setelah ovulasi. Menurut dokter kandungan di Georgia, AS, Dr. Renita White, kondisi ini menimbulkan perubahan pada emosi, fisik, hingga memunculkan perasaan lebih bergairah.
“Beberapa orang melaporkan merasa lebih bergairah selama bagian siklus ini. Ini merupakan cara tubuh untuk memanfaatkan masa suburnya,” ujar Dr. Renita.
Selaras dengan itu, dokter kandungan di Texas, Dr. Nicole Bullock juga menyebutkan bahwa kadar hormon estrogen berada di level tertinggi selama ovulasi. Hal ini meningkatkan pelumasan vagina yang dikaitkan juga dengan peningkatan hasrat seksual perempuan.
Menurutnya, gairah seks merupakan respons yang alami dan normal di masa subur, sehingga wajar bila muncul keinginan biologis untuk bereproduksi.
“Dorongan seks yang lebih tinggi selama fase ini sangat masuk akal dari sudut pandang reproduksi. Karena ada banyak alasan mengapa libido perempuan berfluktuasi selama siklusnya,” kata Dr. Nicole seperti dikutip dari Healthline.
Tapi selain soal libido, perempuan biasanya juga mengalami banyak gejala lain di masa ovulasi, lho. Misalnya saja nyeri panggul ringan, perut kembung, hingga peningkatan suhu tubuh yang seringnya bikin kita merasa tidak sehat. Kamu pernah mengalaminya juga, Ladies?