Soal Kematian Mahasiswa UKI, Kapolres Jakarta Timur Klaim Tak Ada Pengeroyokan
Muhammad Zulfikar April 30, 2025 01:36 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengklaim tidak ada pengeroyokan atas meninggalnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko.

Hal ini disampaikan Nicolas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Nicolas mengatakan, dalam kasus tersebut, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 47 saksi termasuk security di UKI.

Dia memastikan bahwa para saksi yang dimintai keterangan bukan merupakan mahasiswa yang ikut mengonsumsi minuman beralkohol bersama korban.

"Yang kita perdalami itu adalah saksi-saksi yang normal, dalam hal ini adalah mahasiswa yang tidak ikut minum, mahasiswa yang berada di sekitar TKP dan para security yang membubarkan mahasiswa pada saat ikut minuman di payungan tengah," kata Nicolas dalam rapat.

Berdasarkan keterangan para saksi, korban diketahui sebelumnya mengonsumsi vodka bersama dua rekannya di kampus HIPMI UKI. Setelah itu, mereka pindah ke area payungan tengah dan minum arak Bali bersama sekitar 10 orang lainnya.

"Pada saat di payungan tengah itu dia jatuh sendiri tanpa disentuh orang lain, dia jatuh dua kali. Nanti juga ada hasil cctv-nya dan juga hasil keterangan saksi yang ada di TKP," ujar Nicolas.

Seusai kejadian tersebut, korban disebut sudah tidak mampu berjalan sendiri dan dibantu dua orang saksi menuju pagar kampus.

Di lokasi itu, korban berdiri sambil memegang dan menggoyangkan pagar sambil berteriak ujaran bernada rasis. Akibat guncangan tersebut, pagar besi roboh dan korban jatuh ke dalam got.

"Setelah itu karena goyangan pagarnya itu, korban jatuh dengan pagar bersamaan ke dalam got kering yang ada juga batu-batu di bawahnya, korbannya di atas, pagarnya di bawah, pagar besinya. Dan di situlah korban mulai luka, kepalanya mulai pecah dan di situ mulai darah bercucuran di situ," ucap Nicolas.

Korban kemudian diangkat oleh dua petugas keamanan atau security. Saat hendak dibawa, korban kembali jatuh saat berjalan sejauh sekitar 10 meter. 

Total, menurut Nicolas, korban jatuh sebanyak lima kali, yakni dua kali di payungan tengah, satu kali di got, satu kali di jalan, dan terakhir saat hendak naik ke sepeda motor.

Karena tidak sadarkan diri, korban akhirnya dibawa ke IGD RS UKI menggunakan sepeda motor oleh dua petugas keamanan, dengan satu orang mengemudikan dan satu lagi menopang korban dari belakang.

Terkait dugaan pengeroyokan yang beredar di media sosial, Nicolas menegaskan video yang digunakan sebagai dasar dugaan tersebut telah mengalami modifikasi.

"Tidak terlihat bahwa terjadi pengeroyokan, keributan iya. Ada terjadi keributan, tetapi tidak terjadi pengeroyokan seperti yang disampaikan," tegas Nicolas.

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.