Hati-hati, Umur Segini Wanita Lebih Mudah Tergoda Buat Selingkuh, Ini Alasannya
Mia Della Vita April 30, 2025 11:34 PM

Grid.ID- Di balik wajah lembut dan peran sebagai istri setia, ternyata ada fakta mengejutkan. Ternyata wanita paling rentan selingkuh justru saat memasuki usia 45 tahun.

Meski selama ini anggapan umum menyebut pria lebih sering melakukan perselingkuhan, riset menunjukkan bahwa perempuan tak kalah berisiko terlibat dalam hubungan di luar pernikahan, terutama ketika mencapai titik krusial dalam hidupnya. Hal itu berdasarkan studi dari University of New Hampshire.

Menurut penelitian tersebut, usia 45 tahun merupakan masa di mana wanita berada dalam puncak kerentanan terhadap godaan selingkuh. Meskipun statistik mencatat bahwa sekitar 20 persen pria dan 13 persen wanita pernah melakukan hubungan seksual dengan orang lain saat sudah menikah. Angka ini menunjukkan bahwa jurang antara keduanya tidak terlalu besar—dan justru semakin menyempit pada usia tertentu.

Mengutip Bestlife, Rabu (30/4/2025), alasan wanita selingkuh sangat berbeda dibanding pria. Jika pria cenderung selingkuh karena merasa terancam atau butuh pembuktian diri, wanita justru lebih sering terlibat dalam perselingkuhan karena merasa diabaikan secara emosional oleh pasangannya.

Pada usia 45, banyak wanita memasuki fase refleksi hidup yang sering dikenal sebagai krisis paruh baya. Di titik ini, mereka mulai mempertanyakan makna hubungan, kebutuhan emosional, dan bahkan eksistensi diri dalam pernikahan yang sudah berjalan puluhan tahun. Jika perhatian, kasih sayang, atau koneksi emosional dalam rumah tangga mulai memudar, maka celah untuk selingkuh pun semakin terbuka lebar.

Menurut studi tersebut, wanita melakukan analisis untung-rugi yang lebih kompleks sebelum memutuskan untuk selingkuh. Faktor biologis dan sosial ekonomi memainkan peran penting, seperti melihat apakah pria selingkuhannya merupakan sosok yang stabil secara finansial dan berpotensi menjadi pasangan hidup yang layak secara emosional maupun praktis.

Hal ini berakar pada naluri evolusioner yakni dorongan untuk bereproduksi dan mencari pasangan yang mampu mendukung keturunan. Maka tak heran, usia 45 dianggap sebagai "puncak infidelity" bagi wanita.

Soalnya, secara biologis tubuh menyadari bahwa waktu untuk memiliki anak secara alami mulai menipis. Ini memicu keinginan terakhir untuk mencari koneksi yang dianggap lebih bermakna atau memiliki prospek yang lebih baik, bahkan jika itu berarti melanggar ikatan suci pernikahan.

Meski begitu, tak semua kasus perselingkuhan dilandasi oleh alasan biologis. Rasa kesepian, keinginan untuk dihargai, atau sekadar ingin merasakan kembali gairah cinta yang memudar juga menjadi pemicu utama.

Dalam pernikahan jangka panjang, rutinitas kerap mematikan api asmara. Jika tak ada upaya dari kedua belah pihak untuk menjaga kedekatan emosional, maka risiko selingkuh akan meningkat seiring waktu.

Sayangnya, banyak wanita tidak menyuarakan kebutuhan emosional mereka hingga akhirnya merasa benar-benar tak terlihat. Saat itulah, godaan dari luar bisa terasa sangat menggoda.

Fakta ini tentu menjadi alarm bagi banyak pasangan untuk lebih peka terhadap perubahan kebutuhan di dalam hubungan, terutama menjelang usia paruh baya. Komunikasi terbuka, empati, dan usaha bersama untuk menjaga ikatan emosional sangat penting agar pernikahan tidak mudah goyah.

Perselingkuhan bukan hanya soal seks, tapi tentang keterhubungan emosional yang hilang dan pencarian makna baru dalam hidup. Maka, jika pasangan Anda—terutama yang berada di usia 40-an—tiba-tiba berubah sikap, merasa gelisah, atau mencari validasi dari luar, mungkin ini saatnya duduk bersama dan mulai berbicara jujur dari hati ke hati.

Dengan memahami akar dari perselingkuhan di kalangan wanita usia 45 tahun, kita bisa mencegah luka yang lebih dalam dan menjaga fondasi pernikahan agar tetap kokoh. Usia boleh bertambah, namun keintiman dan saling pengertian seharusnya ikut tumbuh, bukan justru memudar.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.