Tarif Listrik dan Emas Perhiasan Jadi Biang Inflasi Pasca Lebaran April 2025
kumparanBISNIS May 02, 2025 11:20 PM
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan inflasi pada April 2025 didorong dua komoditas yakni tarif listrik pascabayar yang kembali normal setelah diskon, serta perhiasan emas yang menyentuh rekor harga tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir.
Biasanya periode setelah Lebaran cenderung mencatat inflasi yang lebih rendah dibanding Ramadan. Namun, justri kondisi tahun ini inflasi pada April 2025 cukup signifikan dengan andil terbesar datang dari sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
“Inflasi pada April 2025 ini utamanya disumbang oleh kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar 0,98 persen,” ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (2/5).
Pudji menjelaskan, salah satu biang keladi lonjakan inflasi ini adalah tarif listrik. Dalam sebulan terakhir, harga listrik mengalami kenaikan hingga hampir 27 persen, tepatnya 26,99 persen, dengan andil tunggal terhadap inflasi sebesar 0,97 persen.
Kenaikan ini bukan karena kebijakan baru, melainkan berakhirnya masa diskon yang sempat dinikmati pelanggan pascabayar sebelumnya.
“Inflasi komoditas tarif listrik pada April 2025 ini lebih disebabkan karena penyesuaian tarif listrik pada pelanggan pasca bayar yang sudah kembali normal setelah adanya diskon 50 persen pada periode sebelumnya, sehingga tagihan Maret 2025 dibayarkan pada April 2025 ini yang kembali sudah menggunakan tarif normal,” ujar dia.
Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatat inflasi tinggi, terutama dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan. Komoditas ini menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen pada kelompok tersebut, setelah mencatat inflasi sendiri sebesar 10,52 persen.
Kenaikan tajam pada emas perhiasan bukan tanpa sebab. Ia menambahkan, ini adalah tingkat inflasi tertinggi untuk emas perhiasan selama 20 bulan berturut-turut.
Perbesar
Pedagang mengambil perhiasan yang dipilih calon pembeli di salah satu toko di sentra penjualan perhiasan emas Cikini, Jakarta, Senin (25/4/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
“Meningkatnya inflasi emas perhiasan ini terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia,” ungkapnya.
Tak ketinggalan, sektor makanan, minuman, dan tembakau juga menyumbang inflasi, meski dalam skala lebih kecil. Pada April 2025, kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan andil 0,02 persen. Penyebabnya datang dari bahan pangan segar yang kerap naik turun mengikuti musim dan distribusi pasca-Lebaran.
“Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi April 2025 pada kelompok ini adalah komoditas bawang merah, cabai merah, tomat, bawang putih, dan jeruk.” jelas Pudji.
Meski demikian, masih ada komoditas yang membantu meredam laju inflasi seperti cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
BPS mencatat, inflasi April tercatat sebesar 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan tingkat inflasi sebesar 1,95 persen.
Pudji mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender per April 2025 sebesar 1,56 persen. Penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan April ini berasal kelompok tarif listrik dengan andil inflasi 0,98 persen.