Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1165: Trump Setujui Jual F-16 dan Pelatihan Pilot ke Ukraina
Tiara Shelavie May 03, 2025 11:33 AM

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1.165 pada Sabtu (3/5/2025), apa saja peristiwa terbaru yang terjadi?

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui kemungkinan penjualan peralatan F-16 dan layanan pelatihan pilot ke Ukraina senilai sekitar 310 juta dolar, menurut laporan dari Kantor Kerja Sama Militer Departemen Pertahanan AS.

Pada Jumat (2/5/2025), serangan pesawat nirawak di Kharkiv, Ukraina, mengakibatkan 47 orang terluka.

Presiden Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa Kharkiv telah diserang oleh puluhan pesawat tak berawak, yang dikenal sebagai "syahid."

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.165:

  • AS Setujui Penjualan Peralatan F-16 dan Pelatihan ke Ukraina Senilai $310 Juta

Penjualan ini direncanakan untuk membantu Ukraina menghadapi ancaman sekarang maupun di masa depan.

Tujuannya antara lain melatih pilot Ukraina dengan baik dan meningkatkan kerja sama mereka dengan Angkatan Udara AS lewat pelatihan bersama.

Badan Kerja Sama Pertahanan AS sudah menyetujui rencana ini dan memberitahu Kongres.

Angka yang disebut masih berdasarkan permintaan awal, jadi biayanya bisa saja lebih rendah nantinya, tergantung pada kebutuhan Ukraina, anggaran, dan kesepakatan yang dibuat.

  • 47 Orang Terluka Akibat Serangan Pesawat Nirawak di Kharkiv pada 2 Mei

Pada Jumat (2/5/2025), serangan pesawat nirawak di Kharkiv, Ukraina, mengakibatkan 47 orang terluka.

Lepala OVA Kharkiv, Sinegubov mengatakan di antara korban tersebut, terdapat seorang anak berusia 11 tahun yang mengalami reaksi stres akut, Suspilne melaporkan.

Serangan ini menambah deretan insiden yang menargetkan kota-kota Ukraina sejak dimulainya konflik.

  • Zelensky Tanggapi Serangan Pesawat Tak Berawak di Kharkiv, Sebut Serangan Keji Terhadap Warga Sipil

Presiden Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa Kharkiv telah diserang oleh puluhan pesawat tak berawak, yang dikenal sebagai "syahid."

Serangan ini merusak bangunan tempat tinggal, bisnis, dan infrastruktur sipil.

Lebih dari 40 orang dilaporkan menjadi korban dalam serangan tersebut.

Zelensky mengecam serangan itu, menegaskan bahwa tidak ada target militer yang menjadi sasaran.

Menurutnya, Rusia sengaja menyerang bangunan tempat tinggal saat warga Ukraina berada di rumah mereka, bahkan saat mereka menidurkan anak-anak mereka.

"Hanya orang yang tidak berperikemanusiaan yang dapat memberikan perintah dan melaksanakan serangan semacam itu," kata Zelensky.

  • AS Siapkan Sanksi Baru untuk Tekan Rusia dalam Perundingan Konflik Ukraina

AS edang menyusun sanksi baru terhadap Rusia, dengan tujuan untuk menekan Moskow agar segera mengakhiri perang, lapor Reuters yang mengutip sumber resmi.

Dikutip dari TASS, sanksi yang diusulkan dapat menargetkan Gazprom, raksasa energi milik negara Rusia, serta sejumlah perusahaan besar di sektor sumber daya alam dan perbankan.

Belum ada kepastian apakah Presiden AS Donald Trump akan menyetujui paket sanksi tersebut, seperti yang dilaporkan Reuters.

  • Komite Anti Penyiksaan PBB Soroti Laporan Penyiksaan Tawanan Perang Rusia di Ukraina

Komite Anti Penyiksaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (CAT) menyatakan keprihatinannya terkait laporan penyiksaan terhadap tawanan perang Rusia di Ukraina.

Komite menegaskan bahwa penyiksaan, penganiayaan, dan pelanggaran lain terhadap tawanan perang Rusia oleh pasukan Ukraina sangat mengkhawatirkan, TASS melaporkan.

Menurut dokumen tersebut, komite menegaskan bahwa larangan penyiksaan bersifat mutlak dan tidak dapat dibenarkan oleh keadaan luar biasa apa pun.

Komite juga mengingatkan Ukraina akan kewajiban yang timbul dari hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia.

Sidang ke-82 Komite Anti Penyiksaan PBB berlangsung dari 7 April hingga 2 Mei, membahas situasi di Armenia, Monako, Turkmenistan, Prancis, Mauritius, dan Ukraina.

  • AS Angkat Duta Besar Baru untuk Kyiv di Tengah Perundingan Damai Ukraina

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan penunjukan Julie Davis, seorang veteran dinas luar negeri dengan pengalaman 30 tahun, untuk mengepalai kedutaan besar AS di Kyiv.

Pengangkatan ini dilakukan pada "momen kritis" saat AS bergerak menuju perjanjian damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Julie Davis saat ini menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Siprus, The Guardian melaporkan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.