Tiket Surga Tanpa Hisab
GH News May 04, 2025 02:04 PM

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebagai mukmin, kita harus senantiasa komitmen berpegang teguh secara terus menerus kepada Al-Qur'an dan sunah. Itulah yang kita yakini menjadi kunci keselamatan. Rasulullah saw. bersabda:

ما إن تمسكتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضُلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ.

"Kamu tidak akan tersesat asal tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan sunah."

Rasulullah saw. memberikan wasiat yang sangat mudah dan praktis kepada kita. Insyaallah semua orang bisa melakukannya. Kalau hal itu bisa kita lakukan, kita akan mendapat jaminan tiket masuk surga tanpa hisab.

Pertama, u'budurrahman; sembahlah Yang Maha Rahman (Pengasih). Kita meyakini hanya Allah yang menciptakan, hanya Allah yang Maha Kuasa, hanya Allah yang Mahasempurna, hanya Allah yang Mahaadil, dan hanya Allah yang Mahabesar. Atas dasar keyakinan itu, maka kita yakin sepenuhnya dengan mengimani hanya kepada Allah Swt. yang berhak disembah, hanya takut kepada Allah, bukan ke Nyi Roro Kidul, bukan pula ke Gunung Kawi.

Ketika kita sudah bisa meyakini hanya kepada Allah, meminta hanya kepada Allah, menyembah hanya kepada Allah, dan takut hanya kepada Allah, pada hakikatnya, itulah yang dinamakan Tauhid, itulah yang dimaksud habluminallah dan itulah sikap dari u'budurrahman.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kunci pertama tiket surga adalah habluminallah. Jangan menen-tang, jangan kufur, jangan musyrik, dan jangan maksiat kepada Allah Swt. Tauhid berarti sepenuhnya yakin, sembah dan yakin kepada Yang Maha Esa, Allah Swt.

Kunci yang kedua, berilah makan pada mereka yang membutuh-kan, peduli kepada sesama muslim, dan sesama manusia pada umum-nya. Jika mereka sakit kita ikut sakit, kalau mereka merasakan lapar, kita juga ikut merasakan lapar.

Nabi mengajarkan kita untuk peduli kepada sesama muslim, Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ لَمْ يَهمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُم.

"Barang siapa tidak peduli terhadap nasib orang Islam, maka dia bukan merupakan golongan umat Islam."

Kepedulian untuk berbagi kepada sesama muslim, menjadi tolok ukur orang itu benar-benar mengimani agamanya atau mendustakan agamanya. Allah berfirman dalam surah al-Ma'un ayat 1-3.

أَرَوَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُ الْيَتِيمَ وَلَا يَحْضُ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ .

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."

Marilah kita sempurnakan Islam dan iman kita dengan membang kitkan rasa peduli, lalu mewujudkan kepedulian itu dengan memberi bantuan kepada orang lain. Kalau sudah habluminallah, ibadah dan tauhidnya benar, berikutnya adalah habluminannas dengan memiliki kepedulian sesama manusia.

Lalu yang ketiga, orang tersebut senantiasa berkomitmen menye bar perdamaian. Bukan malah memecah belah, dan bukan mengadu domba.

Kalau ketiganya sudah menjadi karakter kita, habluminallah, hablu-minannas, lalu menciptakan perdamaian, maka janji dari Rasulullah saw. adalah pasti masuk surga dengan selamat.

Sekali lagi, marilah kita sempurnakan keislaman dan keimanan kita dengan meningkatkan habluminallah, menyempurnakan habluminan-nas, serta peduli kepada sesama manusia. Jangan sampai ada niat seke-cil apa pun, bahkan seujung rambut untuk menimbulkan perpecahan, apalagi berusaha menciptakan kekisruhan dan permusuhan sesama muslim.

Mari kita ciptakan persatuan, perdamaian. Dan kalau itu sudah bisa dilakukan, insyaallah kita akan masuk surga dengan selamat. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.