Pramono Anung Mau Perpustakaan dan Museum Jakarta Buka Sampai Malam!
GH News May 04, 2025 03:03 PM
-

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mempunyai rencana menarik untuk dunia pendidikan di ibu kota. Dalam program 100 hari kerjanya, dia ingin perpustakaan dan museum di Jakarta buka hingga pukul 23.00 WIB.

Pramono mengatakan langkah itu agar lebih banyak warga bisa belajar dan berkunjung di luar jam kerja. Dia menyebut rencana itu akan segera direalisasikan, namun belum ada waktu pasti kapan kebijakan itu diterapkan.

"Perpustakaan akan kami buka sampai makan, mungkin jam 22.00 atau jam 23.00 WIB. Kita akan segera lakukan karena ini merupakan bagian untuk memberikan pendidikan dan juga kesempatan kepada anak-anak yang membutuhkan," kata Pramono seperti dikutip dari detiknews, Minggu (4/5/2025).

Pramono juga mengatakan peningkatan akses ke fasilitas pendidikan layaknya perpustakaan, taman, dan museum itu adalah bagian dari komitmennya dalam menghadirkan keadilan sosial di bidang pendidikan.

"Yang kamu akan segera selesaikan adalah hal menyangkut taman, museum juga akan kami bukan tidak hanya sampai jam 17.00 sore, termasuk perpustakaan. Ini salah satu bagian dari keadilan di bidang pendidikan," katanya.

Respons Positif dari Masyarakat

Warga asal Cakung, Daniarti, begitu setuju dengan rencana museum dibuka hingga malam hari. Ia mengatakan anak-anak begitu senang saat berkunjung ke museum.

"Setuju banget (buka sampai malam) karena anak-anak saya senang sekali ke museum. Pernah tuh kami keasyikan sampai gak sadar udah mau jam 15.00 WIB dan langsung disuruh keluar karena udah mau tutup. Kalau museum buka sampai malam, kita bisa lebih leluasa," ujar Daniarti.

Menurutnya, museum dapat menjadi salah satu tempat liburan yang edukatif. Sehingga, kata dia, anak-anak tak selalu mencari hiburan di pusat perbelanjaan, seperti mal.

"Jadi nggak cuma ke mal. Anak-anak suka belajar, kami sebagai orang tua juga senang. Wisata edukasi kayak gini justru lebih bermanfaat," kata dia.

Senada, Angel, yang mengaku sering berkunjung ke kawasan Kota Tua, mengatakan rencana itu bisa membuat warga Jabodetabek bisa mengunjungi museum selepas jam kantor.

"Setuju banget. Seperti di Museum Nasional, di sana sudah buka sampai malam. Orang-orang yang kerja dari pagi sampai sore tetap bisa datang," kata Angel.

Menurutnya, museum di Jakarta akan ramai jika dibuka sampai malam hari. Terlebih, kata dia, museum saat ini sudah berteknologi canggih, sehingga akan banyak dijadikan tempat untuk berkonten.

"Dulu saya pernah ke museum malam di Bandung, dan itu ramai banget. Di Jakarta pasti juga ramai, apalagi sekarang museum sudah canggih dan jadi tempat konten juga di sosmed," ujar dia.

Kemudian, Ninok, juga mengatakan hal yang sama jika ia setuju dengan rencana yang akan dilaksanakan itu. Harapannya agar rencana tersebut bisa dilaksanakan secepatnya.

"Boleh saja buka sampai malam, tapi mungkin cukup di akhir pekan dulu. Weekend itu waktunya orang keluar rumah, museum bisa jadi pilihan hiburan yang positif," katanya.

"Kita sebagai warga cuma bisa berharap Pak Pram beneran jalankan ini. Museum malam itu ide bagus buat kota kita," imbuh dia.

SDM Hingga Pengawasan di Perpustakaan Harus Ditingkatkan

Warga Jakarta bernama Resya, setuju dengan ditambahnya jam operasional perpustakaan. Karena ia kerap terkendala oleh jam operasional yang singkat.

"Sangat setuju kalau rencananya gitu, apalagi kalau setiap hari sampai malam, tidak hanya weekend.

"Kadang kalau pulang kerja butuh healing, tapi di tempat yang tenang, perpustakaan gini jadi opsi. Selain weekend, kan cuma sampai sore saja (bukanya)," ujar dia.

Kendati demikian, ia juga menekankan untuk diperhatikannya keamanan perpustakaan jika beroperasi hingga malam hari. Selain itu sumber daya manusianya juga perlu diperhatikan.

"Pengawasannya tentu, keamanan. Kalau malam kan agak rentan karena gelap, mungkin pencahayaannya diperhatikan, petugas yang patroli juga harus ada," kata Resya.

"Soal petugas juga penting diperhatikan karena operasionalnya ditambah, jangan sampai petugas yang jadi korban, pengaturan SDM-nya," dia menambahkan.

Warga lainnya, Leta, begitu setuju mengingat banyak orang yang butuh ruang belajar ataupun ruang kerja hingga malam hari. Senada dengan Resya, Leta juga mengingatkan untuk pengawasan hingga penataan layanannya harus diperhatikan.

"Kalau makam harus lebih diawasi lagi, takutnya lebih ramai malam hari. Kalau ramai, kurang kondusif menurut aku. Kalau dikondisiin lagi kayaknya biar orangnya nggak seramai ini," ujar Leta.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.