Abdurrahman, B.Eng: (Warga Negara) menjadikan PR di Singapura sebagai Pilihan
AJI PRAYOGO May 04, 2025 05:40 PM
Abdurrahman, B.Eng & Ellen: Warga Negara Yang Menjadikan Permanent Residence (PR) Di Singapura Sebagai Pilihan Terbaik Untuk Keluarga
Kehidupan Bapak Abdurrahman, B.Eng di Singapura dimulai sejak beliau melanjutkan pendidikan tinggi melalui program beasiswa pada tahun 2009 di salah satu Universitas ternama Singapura. Setelah menyelesaikan studinya, beliau memutuskan untuk menetap dan bekerja di Singapura.
Keinginannya untuk menjadi Permanent Resident (PR) sempat mengalami kendala, karena pada saat itu terdapat persyaratan tertentu untuk dapat mengajukan PR yang memungkinkan membawa pasangan atau keluarga. Namun, dengan tekad dan kesabaran, pengajuan PR beliau akhirnya disetujui—hanya sekitar satu minggu sebelum rencana pernikahannya.
Pada tahun 2013, Bapak Abdurrahman, B.Eng menikah dengan Ibu Ellen, seorang wanita asal Jakarta. Setelah menikah, beliau memboyong istrinya untuk tinggal bersamanya di Singapura. Tak lama kemudian, Ibu Ellen juga mengajukan permohonan PR dan alhamdulillah disetujui tanpa hambatan berarti.
Beberapa tahun setelah menikah,, Bapak Abdurrachman, B.Eng dan istri memiliki kesepakatan untuk menetap di Singapura, kemudian memutuskan untuk memiliki properti di Singapura. Bapak Abdurrachman, B.Eng menuturkan, “untuk Foreigner/ Orang luar, dalam peraturan negara Singapura tidak diperkenankan untuk memiliki properti di dalam negeri Singapura. Jadi, status PR menjadi syarat penting untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Kini, keluarga kecil mereka telah dikaruniai dua orang anak yang juga bersekolah di Singapura. Salah satu alasan utama mereka memilih pendidikan di Singapura adalah karena kualitas pendidikan yang dinilai lebih baik dan menjanjikan masa depan cerah bagi anak-anak mereka. Kedua anak tersebut juga telah mendapatkan status PR, yang memudahkan akses ke sekolah dan layanan kesehatan yang terintegrasi.
Tantangan yang kini mereka hadapi adalah identitas anak-anak mereka yang sedari kecil tumbuh besar di Singapura dan mulai merasa lebih dekat secara emosional dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Bapak Abdurrahman mengatakan, “Saya membebaskan anak-anak untuk memilih jalannya sendiri saat dewasa nanti, apakah ingin tetap menjadi PR atau menjadi warga negara Singapura.”Dalam perjalanan kariernya, Bapak Abdurrahman terus berkembang di bidang teknologi informasi dan kini bekerja di salah satu perusahaan platform digital berskala global yang berkantor di Singapura.
Jadi kesimpulannya, menjadi Permanent Residence (PR) untuk keluarga Bapak Addurrachman, B.Eng, bekerja dan tinggal di Singapura saat ini adalah pilihan terbaik, mengingat situasi ekonomi yang tidak menentu dan tantangan ketenagakerjaan di tanah air.Menjadi logis apabila kita bisa mempunyai kesempatan untuk dapat berkembang di negara lain, yang secara ekonomi lebih maju, tanpa melupakan bahwasannya kita mempunyai negara yang sangat kita cintai yaitu Indonesia.