Sejarah Met Gala: dari Acara Amal Jadi Ajang Fashion Mewah
kumparanWOMAN May 05, 2025 02:04 AM
Digelar setiap Senin pertama di bulan Mei, Met Gala awalnya merupakan acara untuk merayakan koleksi busana di Museum Seni Metropolitan (Met). Namun kini, sorotan utama justru tertuju pada para selebritas yang tampil memukau dengan gaun layaknya karya seni.
Lantas, bagaimana sebuah acara makan malam amal bisa bertransformasi menjadi ajang fashion paling glamor dan ikonik di dunia? Inilah perjalanan panjang Met Gala dari masa ke masa.
Berawal dari Jamuan Makan Malam untuk Galang Dana
Tiket gala saat itu dijual seharga USD 50—angka yang cukup besar pada masanya. Seluruh hasil penjualan digunakan untuk mendanai operasional departemen Costume Institute di Metropolitan Museum of Art sekaligus merayakan pembukaan pameran tahunan berskala besar. Eleanor pun menjuluki gala ini sebagai “The Party of the Year.”
Era Diana Vreeland: 1972–1989
Tahun 1972 menandai awal era baru ketika Diana Vreeland, mantan editor Vogue, ditunjuk sebagai konsultan khusus di Costume Institute. Ia membawa perubahan signifikan: memperkenalkan tema tahunan untuk menyelaraskan pameran dan gala, serta menambahkan elemen spektakuler seperti dekorasi mewah dan aroma parfum tematik di dalam galeri.
Perbesar
Sosialita AS Kim Kardashian tiba untuk Met Gala 2022 di Metropolitan Museum of Art pada 2 Mei 2022, di New York. Foto: ANGELA WEISS / AFP
Daftar tamu juga mengalami pergeseran, dari kalangan sosialita menjadi selebritas dan tokoh publik papan atas, termasuk Ibu Negara AS saat itu, Jackie Kennedy. Beberapa tema paling ikonik di bawah arahan Diana Vreeland antara lain The World of Balenciaga (1973) dan The Glory of Russian Costume (1976).
Era Pat Buckley: 1988–1995
Transformasi besar Met Gala dimulai pada 1995 ketika Anna Wintour, pemimpin redaksi Vogue, mengambil alih arah kreatif dan penyelenggaraan gala. Di bawah kepemimpinannya, Met Gala menjelma menjadi ajang mode paling prestisius di dunia dan dijuluki sebagai “Oscar Pantai Timur.”
Perbesar
Nicki Minaj berpose di Met Gala, sebuah gala penggalangan dana tahunan yang diadakan untuk kepentingan Metropolitan Museum of Art's Costume Institute di New York City, New York, AS, (6/5/2024). Foto: Carlos Barria/REUTERS
Sejak pertengahan 2000-an, tanggal penyelenggaraan ditetapkan menjadi setiap Senin pertama bulan Mei. Kurator Costume Institute tetap menentukan tema pameran tiap tahun, namun Wintour memiliki kendali penuh atas semua detail gala—termasuk siapa yang masuk dalam daftar undangan. Bahkan rumah mode yang membeli meja pun harus mendapatkan persetujuan darinya soal siapa yang boleh hadir di sana.
Perbesar
Penampilan spektakuler Lady Gaga di Met Gala 2019. Foto: Andrew Kelly/ REUTERS
Perbesar
Serena Williams di Met Gala 2019 Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Wintour juga menetapkan sejumlah aturan ketat: larangan swafoto dan penggunaan media sosial selama acara, serta batas usia minimum 18 tahun. Ia menghadirkan musisi papan atas seperti Kanye West, Lizzo, hingga Blondie sebagai pengisi hiburan. Setiap tahun, empat selebritas juga dipilih menjadi co-host yang mendampingi Wintour.
Met Gala Kini: Puncak Pesta Mode Dunia
Perbesar
Katy Perry di acara Met Gala 2019 di New York, Amerika Serikat. Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Saat ini, Met Gala bukan sekadar acara amal, melainkan simbol eksklusivitas dan kemewahan dunia mode. Para tamu tampil dengan kostum dramatis yang merepresentasikan tema besar, kerap kali mengangkat narasi budaya, sejarah, atau isu kontemporer.
Menurut Business Insider, tiket individu Met Gala tahun ini dijual seharga USD 75.000 (sekitar Rp 1,2 miliar), sementara satu meja untuk 10 orang dibanderol hingga USD 350.000 (sekitar Rp 5,7 miliar). Tahun lalu saja, Met Gala berhasil mengumpulkan dana hingga USD 26 juta untuk mendukung keberlangsungan Costume Institute.
Dengan pengaruh selebritas, desainer, dan media global, Met Gala telah menjelma dari sekadar makan malam eksklusif menjadi puncak perayaan fashion dunia.