Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing adalah jawara Betawi yang berhasil mengakhiri kekuasan Hercules di Tanah Abang. Meninggal pada usia 76 tahun.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Sejak pindah ke Jakarta, Rosario de Marshall yang kini lebih dikenal sebagai Hercules memilih Tanah Abang sebagai ladang penghidupannya. Dia adalah penguasa di kawasan itu.
Menurut kabar-kabar yang beredar di media massa ketika itu, Hercules digambarkan sebagai sosok kepala preman yang berkuasa di Tanah Abang. Bahkan dia disebut ke mana-mana selalu membawa golok.
Mengutip Kompas.com, sebagai pendatang baru, Hercules awalnya tidak disegani dan sering dilawan oleh preman-preman lain. Karena itulah dia selalu membawa golok panjang. Daripada dibunuh, begitu alasan Hercules.
"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya, sebagaimana dia sampaikan ketika menjadi bintang tamu di acara Kick Andy pada 2007 lalu.
Tahun keemasan Hercules di Tanah Abang terjadi pada pada 1980an. Dia bahkan dikabarkan beberapa lolos dari maut. Tak hanya kawan, lawan pun segan terhadapnya.
Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali. Meski begitu, ia tetap selamat. Separuh dari tangan kanan Hercules, yakni dari bagian siku ke bawah, menggunakan tangan palsu. Bukan hanya tangannya yang palsu, satu dari dua bola matanya juga buatan manusia.
Hercules pernah ditembak di bagian mata dan pelurunya pun tembus ke belakang kepala. Karena rentetan kejadian tersebut Hercules dijuluki sebagai sosok preman yang tidak bisa mati.
Kelompok Hercules berkuasa cukup lama di Tanah Abang, hingga mereka dikalahkan oleh kelompok Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing pada medio 1990an, tepatnya pada 1996.
Menurut catatan BBC, bentrokan yang terjadi antara kelompok Hercules dan kelompok Ucu Kambing untuk memperebutkan takhta "penguasa jalanan" sebagai bentrokan kekuasaan paling brutal dan paling keras. Kelompok Betawi yang akhirnya menang.
Bentrokan ini, mengutip Kompas.com, dipicu oleh kebencian terhadap pemerasan oleh "orang luar" yang muncul saat krisis ekonomi melanda Indonesia menjelang akhir 1990-an. Kelompok Betawi yang dipimpin Ucu Kambing memiliki keberanian dan kekuatan mengusir Hercules yang sudah malang melintang di Tanah Abang.
Masih menurut BBC,kelompok Ucu Kambing katanya mendapat restu dari pemerintah kota saat itu yang dipimpin Gubernur Sutiyoso. Dalam gerakan anti-premannya, Sutiyoso kerap menggunakan istilah 'pribumi versus lainnya'.
Ucu Kambing adalah sosok asli Betawi, dia tumbuh dan besar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Nama Kambing yang mengikuti nama Ucu di belakangnya disematkan karena keluarganya adalah pedagang sop kambing.
Menurut beberapa sumber, Ucu adalah sosok yang disegani kawan maupun lawan. Kalau kata sang anak, Chato Badra Mandrawata alias Bang Chatu, Ucu Kambing bukan petarung satu lawan satu, tapi satu lawan sekampung.
Bentrokan antara kelompok Hercules dan kelompok Ucu Kambing berawal ketika kelompok Hercules masuk kawasan Tanah Abang tanpa koordinasi dengan membawa anggota dari luar wilayah Jakarta. Mereka juga disebut membuat onar.
Bentrokan terjadi dan dua anak buah Hercules dilaporkan tewas dalam bentrokan itu.
Singkat cerita, kelompok Ucu Kambing berhasil memukul mendur kelompok Hercules dari wilayah Tanah Abang. Dan dengan begitu, takhta Tanah Abang kini dimiliki oleh Ucu Kambing.
Lalu bagaimana hubungan Hercules dan Ucu Kambing di masa sekarang? Kabarnya, meskipun dulu adalah musuh bebuyutan, saat ini keduanya justru menjadi dekat. Keduanya juga saling menghargai satu dengan yang lain.
Salah satu yang paling diingat dari Ucu Kambing adalah dia pernah menjadi penengah pada konflik yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan para pedagang kaki lima di Tanah Abang.
Ucu Kambing meninggal dunia pada 2 Januari 2024 pada usia 76 tahun.