APBN di Maluku Utara: Pertumbuhan Ekonomi Positif di Tengah Dinamika Global
GH News May 06, 2025 10:05 PM

TIMESINDONESIA, TERNATE – Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh pergantian pemerintahan di Amerika Serikat, rivalitas AS-Tiongkok, dan meningkatnya eskalasi geopolitik, Maluku Utara menunjukkan ketahanan ekonomi yang mengesankan. Hal ini diungkapkan dalam media briefing "Torang Pe APBN" edisi April 2025 yang diselenggarakan oleh Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara di Aula Gamalama, Selasa (6/5/25).

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata, memaparkan sejumlah data positif. Neraca perdagangan Maluku Utara pada Maret 2025 masih surplus USD 712,49 juta, dengan ekspor mencapai USD 1.322,71 juta dan impor USD 610,22 juta. "Dominasi ekspor ferronickel (USD 2.008 juta) tetap menjadi tulang punggung perekonomian daerah, disusul komoditas perikanan seperti tuna beku, kepiting bakau, dan udang ronggeng," katanya.

Meskipun inflasi mencapai 2,32 persen (yoy) dan 2,65 persen (mtm) akibat peningkatan konsumsi selama Ramadhan dan Idul Fitri, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di tahun 2024 mencapai 5,03 persen (ctc), melebihi sejumlah negara di kawasan ASEAN dan G20.

Dari sisi fiskal, realisasi pendapatan negara hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp662,47 miliar (17,45 persen dari pagu), tumbuh 72,76 persen (yoy) didorong oleh lonjakan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Non-Migas. PPh Dalam Negeri menjadi kontributor utama, mencapai 29,28 persen dari total pendapatan.

Realisasi belanja negara mencapai Rp3.552,08 miliar (3,53 persen yoy), mengakibatkan defisit Rp2.776,65 miliar. Transfer ke Daerah (TKD) tumbuh 20,72 persen (yoy), terutama karena kenaikan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 42,55 persen (yoy). Namun, Belanja Pusat Pemerintah (BPP) mengalami kontraksi 32,62 persen (yoy) akibat kebijakan efisiensi anggaran.

Di sisi lain, pendapatan daerah terealisasi Rp2.998,11 miliar (20,05 persen yoy), dengan dana transfer pemerintah pusat sebagai penyumbang terbesar (93,63 persen). Belanja daerah mencapai Rp491,99 miliar (7,69 persen yoy).

Tunas Agung Jiwa Brata juga menyoroti sejumlah isu strategis, termasuk pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) bulan April 2025,  perlu percepatan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahap I Tahun 2025, potensi idle cash, dan rendahnya serapan belanja modal (5,98 persen). Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp125,13 miliar, namun mengalami kontraksi 20,40 persen (yoy), sementara penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi) masih sangat terbatas.

Terkait Tunjangan Profesi Guru (TPG),  penyaluran telah mencapai Rp47,51 miliar (11,96 persen dari pagu), namun masih perlu antisipasi terhadap potensi permasalahan seperti keterlambatan pencairan dan validitas data. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.