Rusia Klaim Rebut Lysivka di Donetsk, 4 Rudal Berpemandu Ukraina Buatan AS Ditembak Jatuh
TRIBUNNEWS.COM - Rusia pada Selasa (6/5/2025) mengklaim telah menguasai pemukiman lainnya di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, pemukiman Lysivka direbut dalam operasi yang dilakukan oleh kelompok pasukan Tsentr (Pusat) atau yang lebih dikenal sebagai The Central Group of Forces.
Kementerian Pertahanan Rusia lebih lanjut mengklaim kalau semua pasukan lainnya meningkatkan posisi mereka dan maju di sepanjang garis depan.
Dikatakan juga kalau sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh empat bom udara berpemandu JDAM buatan AS dan 202 pesawat tak berawak dalam semalam.
JDAM atau Joint Direct Attack Munition (Amunisi Serangan Langsung Gabungan) adalah senjata udara-ke-permukaan berpemandu yang menggunakan hulu ledak BLU-109/MK 84 seberat 2.000 pon, BLU-110/MK 83 seberat 1.000 pon, atau BLU-111/MK 82 seberat 500 pon sebagai muatannya.
Ukraina belum mengomentari klaim Rusia, dan verifikasi independen sulit dilakukan karena konflik yang sedang berlangsung.
Dalam kabar pekermbangan terbaru konflik, Rusia dan Ukraina masing-masing membebaskan 205 tentara yang ditangkap, kata kementerian pertahanan Rusia pada Selasa.
Ini menjadi pertukaran tawanan perang kelima antara Rusia dan Ukraina sejak awal tahun ini.
"Sebagai hasil negosiasi, 205 prajurit Rusia dipulangkan," kata kementerian Rusia dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai gantinya, 205 tawanan perang Angkatan Bersenjata Ukraina diserahkan," tambahnya.
Pertukaran itu ditengahi oleh Uni Emirat Arab, kata Moskow , seraya menambahkan bahwa tentaranya saat ini berada di Belarus untuk menjalani pemeriksaan medis dan psikologis.
Pertukaran tahanan itu terjadi saat perundingan gencatan senjata yang dimediasi AS antara kedua pihak tampaknya terhenti, dan saat Moskow bersiap menyelenggarakan parade besar pada 9 Mei untuk menandai 80 tahun kekalahan Nazi Jerman.
Kremlin mengatakan pihaknya masih berencana untuk berpegang pada gencatan senjata tiga hari yang diusulkan mulai Kamis.
Ukraina menolak usulan gencatan senjata Moskow dengan mengatakan bahwa mereka menginginkan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, bukan gencatan senjata singkat "hanya untuk parade" pada tanggal 9 Mei.
Kedua pihak telah menukar ribuan tentara yang ditangkap sejak Moskow melancarkan serangan terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Ukraina belum mengomentari pertukaran tersebut.
(oln/anews/*)