JATIM TERPOPULER: Siti Buruh Tani Dinikahi Adik Ipar Rp1 Juta - Penutupan Warkop Berkedok Prostitusi
Ficca Ayu Saraswaty May 07, 2025 07:30 AM

TRIBUNJATIM.COM - Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Rabu 7 Mei 2025.

Berita pertama tengah viral di media sosial video pernikahan buruh tani dan adik iparnya di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (21/04/2025).

Kemudian sosok dokter Refika Agustin belakangan menjadi sorotan lantaran keputusan mulianya kepada para warga miskin.

Selanjutnya Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo serius menertibkan prostitusi. 

Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Rabu (7/5/2025) di TribunJatim.com.

  1. Siti Buruh Tani Dinikahi Adik Ipar Habis Rp 1 Juta, Mahar Rp 100 Ribu Dikembalikan untuk Bayar Utang
PERNIKAHAN SEDERHANA - Siti Fatonah menyuapi nasi soto mempelai pria Ribut Ariyanto dalam rangkaian resepsi pernikahan yang berlangsung sederhana di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Ribut dulunya adalah adik ipar Siti. Pernikahan mereka viral di media sosial karena sederhana.
PERNIKAHAN SEDERHANA - Siti Fatonah menyuapi nasi soto mempelai pria Ribut Ariyanto dalam rangkaian resepsi pernikahan yang berlangsung sederhana di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Ribut dulunya adalah adik ipar Siti. Pernikahan mereka viral di media sosial karena sederhana. (Dok Hardi)

Tengah viral di media sosial video pernikahan buruh tani dan adik iparnya di Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (21/04/2025).

Pengantin wanita dalam video itu bernama Siti Fatonah (29).

Sedangkan pengantin pria bernama Ribut Ariyanto (34).

Pernikahan digelar di kediaman Siti tanpa tenda atau panitia wedding organizer.

Hardi, kerabat keluarga kedua mempelai yang dikonfirmasi pada Selasa (6/5/2025), menyatakan bahwa kendati sederhana, pernikahan Siti Fatonah dan Ribut Ariyanto tetap berlangsung khidmat dan penuh kebahagiaan.

Untuk mengabadikan momen pernikahan kedua pengantin, keluarga hanya menggunakan kamera telepon seluler.

Total biaya yang dikeluarkan untuk acara pernikahan sederhana itu, kata Hardi, hanya berkisar Rp 1 jutaan.

Sebab, Ribut Ariyanto kesehariannya bekerja sebagai tenaga bangunan serabutan, sedangkan mempelai perempuan bekerja sebagai buruh tani.

“Biaya yang dihabiskan untuk pernikahan pada Senin (21/4/2025) kemarin sekitar Rp 1 jutaan. Pengantin laki-laki ini setiap hari bekerja sebagai tenaga serabutan, sementara pengantin perempuan adalah buruh tani,” kata Hardi, melansir dari Kompas.com.

Lantaran kedua mempelai memiliki penghasilan yang tidak menentu, saat menikah tidak memakai make-up artis (MUA).

2. Pasien Bayar Seikhlasnya, Dokter Refika Siapkan Kotak Amal di Ruang Tunggu, Bisa Juga Cuma Pakai Doa

DOKTER AMAL KASIH - Sosok dr Refika, dokter umum yang menggratiskan jasanya kepada driver ojol. Ia meletakkan kotak amal di bagian ruang tunggu pasiennya.
DOKTER AMAL KASIH - Sosok dr Refika, dokter umum yang menggratiskan jasanya kepada driver ojol. Ia meletakkan kotak amal di bagian ruang tunggu pasiennya. (TribunJatim.com)

Sosok dokter Refika Agustin belakangan menjadi sorotan lantaran keputusan mulianya kepada para warga miskin.

Dokter Refika Agustin bertekad pula membantu para pasiennya yang bekerja sebagai driver kendaraan online.

Dokter Refika Agustin asal Kabupaten Ponorogo ini memang berbeda dari dokter pada umumnya.

Terhadap warga miskin, Dokter Refika memilih untuk memberikan jasanya secara cuma-cuma.

Bahkan, Refika Agustin mempersiapkan kotak amal yang ia tinggalkan di ruang tunggu untuk pembayaran pasiennya.

Ruangan praktik dr Refika Agustin (34) di Jalan Letjend Sukowati, Desa Ngunut, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak berbeda jauh dengan ruang praktik dokter pada umumnya.

Ruangan itu terdiri dari meja pendaftaran menyatu dengan ruang tunggu dan sebuah apotek mungil untuk menebus obat.

Aktivitas di sana juga tak beda dengan di klinik dokter praktik pada umumnya.

Hal yang membedakan, adanya kotak mirip kotak amal yang ditaruh di ruang tunggu pasien.

Tampak dua pasien tengah menunggu giliran dipanggil.

3. Penutupan Warkop Berkedok Prostitusi di Ponorogo, Ketua DPRD Kang Wie Minta Sisir Lokasi Terindikasi

TUNGGU VISI MISI - Ketua Dwi Agus Prayitno saat menyampaikan permintaan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo periode 2025-2030, Sugiri Sancoko-Lisdyarita langsung realisasikan visi misi selama kampanye di Gedung DPRD Ponorogo, Jalan Alun-alun timur, Ponorogo, Jatim, Minggu (2/3/2025). Kang Giri-Bunda Lisdyarita pulang dari retret, Jumat (28/2/2025) lalu.

SISIR LOKASI - Ketua Dwi Agus Prayitno saat menyampaikan soal penyegelan warung kopi yang sediakan layanan prostitusi. Sisir lokasi yang terindikasi. (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo serius menertibkan prostitusi. 

Ini setelah warga beserta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp) Ponorogo menutup belasan prostitusi berbalut warung kopi di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek, Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (5/5/2025).

“Semua disisir, yang warung-warung kopi terindikasi juga melayani esek-esek atau prostitusi,” ungkap Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, Selasa (6/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa penutupan prostitusi berbalut warung kopi di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek, Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jatim menjawab keresahan masyarakat.

“Audiensi ke kami (Wakil Rakyat). Kemudian memang saya sampaikan satpol pp karena urusannya penegakan perda. Dan dilakukan tes kesehatan akhir April 2025,” katanya.

Kemudian, kata dia, disepakati warung ditutup. Menurutnya penutupan prostitusi berbalut warung kopi di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek, Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jatim menjadi langkah awal.

“Karena yang dijaga setelah tutup, mereka yang biasa bekerja disitu kemana? Apakah benar-benar balik atau malah mencari lokasi lain,” terang Kang Wie—sapaan akrab—Dwi Agus Prayitno.

Menurutnya, hal-hal semacam itu wajib menjadi atensi pihak eksekutif. Jadi dimungkinkan, muncul hal serupa di lokasi lain.

“Jadi satpol PP harus juga tegas. Ada yang terindikasi atau mangkal ya harus ditindak. Dinkes juga bergerak. Jangan sampai ada lagi lah tempat-tempat serupa,” pungkasnya.

Sebelumnya, Warga bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp) menyegel prostitusi berbalut warung kopi di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek, Desa Demangan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (5/5/2025).

---

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.