TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paris, sebagai salah satu pusat mode dunia, menjadi tempat pertemuan tak terduga antara dunia fashion dan kekayaan herbal Indonesia.
Desainer asal Indonesia, Evelyn Witono Putri menampilkan koleksi gaun pengantin tak biasa saat ajang Paris Fashion Show 2025.
Koleksi dari label Alethea Sposa. memadukan garis feminin dan elemen desain Cheongsam, menampilkan nuansa Asia yang anggun dalam balutan busana pernikahan modern.
Dibalik gemerlap catwalk, cerita lain mengemuka tentang tantangan fisik yang dihadapi oleh para kru dan model, mulai dari jam kerja panjang hingga suhu dingin khas Paris, Perancis.
Dalam situasi ini, berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kebugaran tim. Evelyn menyebut bahwa ia memilih menggunakan bahan-bahan herbal seperti jahe merah untuk menjaga stamina kru, yang bekerja dibalik layar dalam kondisi fisik yang rentan.
Fenomena kelelahan karena perubahan cuaca dan tekanan kerja tinggi bukan hal asing, dan dalam konteks budaya Indonesia sering diidentifikasi dengan istilah “masuk angin.”
"Meskipun istilah ini tidak memiliki padanan medis global, gejalanya dirasakan secara universal: tubuh lelah, perut kembung, pegal, dan meriang," katanya, Rabu(7/2025).
Penggunaan jahe merah sebagai herbal alami menjadi salah satu cara untuk meredakan gejala tersebut. Dalam kasus ini, pendekatan tradisional dari Indonesia menemukan relevansinya bahkan di tengah hiruk pikuk industri mode dunia.
Kolaborasi tak lazim antara lini busana Alethea Sposa dan produk herbal asal Indonesia pun menjadi simbol keterhubungan nilai-nilai lokal dengan konteks global. Selain membawa karya desain ke panggung internasional, kehadiran unsur budaya dan kesehatan tradisional dari Indonesia menjadi catatan menarik dalam peristiwa ini.
Langkah ini mencerminkan bentuk baru dari diplomasi budaya yang tidak selalu datang dalam bentuk seni pertunjukan atau makanan khas, melainkan juga melalui hal-hal praktis seperti gaya berpakaian dan kebiasaan menjaga kesehatan. Mode dan tradisi herbal, dua dunia yang tampak jauh, menemukan irisan melalui konteks kerja keras, adaptasi, dan ketahanan.