TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) mengumumkan empat jalur Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP Negeri tahun ajaran 2025/2026.
Empat jalur SPMB SMP Surabaya 2025 meliputi jalur afirmasi, jalur mutasi, jalur prestasi, dan jalur domisili.
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan empat jalur tersebut diperuntukan bagi sekira 38.000 lulusan Sekolah Dasar (SD) di Surabaya.
Dalam pernyataannya, Yusuf Masruh kemudian menjelaskan jalur SPMB SMP Surabaya 2025 yang mengalami beberapa penyesuaian.
Salah satunya, kuota jalur afirmasi meningkat menjadi 20 persen dari total pagu.
Penambahan kuota jalur afirmasi akan memberikan kesempatan lebih besar kepada anak-anak dari keluarga miskin untuk bersekolah di sekolah negeri.
"Kuota jalur afirmasi kita naikkan dari 15 persen menjadi 20 persen."
"Tentunya ini, memperbesar kesempatan anak-anak dari keluarga miskin (gamis) dan pra gamis jika ingin bersekolah di sekolah negeri," ujar Yusuf Masruh dikutip dari laman surabaya.go.id, Kamis (8/5/2025).
Selanjutnya, jalur mutasi disediakan kuota 5 persen bagi siswa yang orang tuanya pindah tugas.
Sementara itu, kuota jalur prestasi naik menjadi 35 persen dari kuota tahun lalu sebesar 30 persen.
Perlu diketahui, jalu prestasi meliputi jalur prestasi non-akademik serta jalur rapor prestasi.
Selain itu, Yusuf mengatakan jalur domisili disediakan kuota 40 persen,
Kuota jalur domilisi terbagi dua, yaitu domisili satu dengan kuota 20 persen untuk calon siswa yang berdomisili di wilayah sekitar sekolah dan domisili dua dengan kuota yang sama diperuntukan bagi calon siswa yang berdomisili di kelurahan yang tidak memiliki SMP Negeri dalam satu kecamatan.
Pada kesempatan itu, Yusuf juga menjelaskan pendaftaran SPMB SMP Negeri di Surabaya tahun ini akan menggunakan sistem radius.
Pengukuran jarak rumah ke sekolah tidak lagi berdasarkan jarak jalan, tetapi berdasarkan radius jari-jari dari rumah calon siswa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan RT/RW agar data titik koordinat rumah calon siswa lebih akurat."
"Kami juga melibatkan Dispendukcapil dan Dinkominfo untuk verifikasi data kependudukan," kata Yusuf.
(Nurkhasanah)