Artikel ini jelaskanproses terjadinya efek rumah kaca -- yang pada hakikatnya bermanfaat bagi kehidupan manusia. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Efek Rumah Kaca menjadi salah satu isu lingkungan yang perlu mendapat perhatian. Jika tidak diatasi, efek rumah kaca yang memuat bumi jauh lebih hangat, bisa membuat Bumi semakin panas.
Artikel ini akan jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca.
Mengutip Kompas.com, efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas diatmosfer Bumi memerangkap panas Matahari. Efek rumah kaca membuat Bumi jauh lebih hangat daripada tanpa atmosfer sehingga membuat Bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Tapi sayang sekali, aktivitas manusia mengubah efek rumah kaca alami di Bumi. Pembakaran bahan bakar, fosil seperti batu bara dan minyak, menempatkan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer Bumi sehingga efek rumah kaca terlalu banyak.
Nah, terlalu banyak gas rumah kaca dapat menyebabkan atmosfer Bumi memerangkap lebih banyak panas sehingga Bumi menjadi semakin panas. Inilah proses terjadinya efek rumah kaca sebagaimana dikutip dari Australian Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water.
Langkah 1: Radiasi matahari mencapai atmosfer Bumi, sebagian dipantulkan kembali ke angkasa.
Langkah 2: Sisa energi Matahari diserap oleh daratan dan lautan yang kemudian memanaskan Bumi.
Langkah 3: Panas memancar dari Bumi ke luar angkasa.
Langkah 4: Sebagian radiasi panas terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer, menjadikan Bumi cukup hangat untuk menopang kehidupan.
Langkah 5: Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pertanian, dan pembukaan lahan, meningkatkan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer.
Langkah 6: Lebih banyak gas rumah kaca akan memerangkap panas ekstra dan menyebabkan suhu Bumi naik, bersamaan dengan efek lain, seperti pengasaman laut.
Cara mengurangi efek rumah kaca
Proses terjadinya efek rumah kaca yang normal sebenarnya sangat diperlukan bagi kehidupan di Bumi karena proses ini membuat Bumi jauh lebih hangat daripada tanpa atmosfer. Efek rumah kaca merupakan salah satu hal yang membuat Bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Efek rumah kaca bekerja selayaknya rumah kaca, bangunan dengan dinding kaca dan atap kaca. Rumah kaca digunakan untuk menanam tanaman, seperti tomat dan bunga-bunga tropis. Di dalam rumah kaca akan tetap hangat, bahkan selama musim dingin.
Di siang hari, sinar Matahari menyinari rumah kaca dan menghangatkan tanaman serta udara di dalamnya. Pada malam hari, di luar lebih dingin, tetapi di dalam rumah kaca tetap hangat. Itu karena dinding kaca rumah kaca memerangkap panas matahari.
Efek rumah kaca bekerja dengan cara yang hampir sama di Bumi. Gas di atmosfer, seperti karbon dioksida, memerangkap panas mirip dengan atap rumah kaca.
Gas-gas yang memerangkap panas ini disebut gas rumah kaca. Pada siang hari, Matahari bersinar menembus atmosfer. Permukaan bumi menghangat di bawah sinar matahari. Pada malam hari, permukaan Bumi mendingin, melepaskan panas kembali ke udara.
Namun sebagian panas terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer. Itulah yang membuat Bumi memiliki suhu rata-rata yang hangat dan nyaman, yakni sekitar 14 derajat Celcius.
Pengaruh aktivitas manusia terhadap efek rumah kaca Berbagai aktivitas manusia telah mengubah efek rumah kaca alami Bumi. Pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak, menempatkan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer Bumi.
NASA telah mengamati peningkatan jumlah karbon dioksida dan beberapa gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Terlalu banyak gas rumah kaca dapat menyebabkan atmosfer Bumi memerangkap lebih banyak panas. Hal ini menyebabkan Bumi memanas.
Lalu apa yang bisa mengurangi efek rumah kaca di Bumi?
Sama seperti rumah kaca yang dipenuhi tanaman, tumbuhan dapat membantu menyeimbangkan efek rumah kaca di Bumi. Semua tanaman, dari pohon raksasa hingga fitoplankton kecil di laut, menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
Laut juga menyerap banyak kelebihan karbon dioksida di udara. Sayangnya, peningkatan karbon dioksida di lautan mengubah air dan membuatnya lebih asam. Air yang lebih asam dapat berbahaya bagi banyak makhluk laut, seperti kerang dan terumbu karang tertentu.
Pemanasan lautan juga bisa berbahaya bagi organisme ini. Perairan yang lebih hangat adalah penyebab utama pemutihan karang.