TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang bersama Panitia Haul Semarang KH. Sholeh Darat Maha Guru Ulama Nusantara menggelar Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional dengan tema “Peran KH. Sholeh Darat dalam menghadapi Kolonialisme” pada Sabtu (10/05) siang.
Gelaran tersebut digelar di gedung dekanat lantai 6 kampus I Unwahas Sampangan dengan dihadiri langsung Walikota Semarang Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M, Wakil Walikota Semarang Ir. H. Iswar Aminuddin, MT, Ketua PCNU Kota Semarang, Para Pembina Yayasan Wahid Hasyim, Rektor Unwahas beserta tim panitia pengusulan gelar pahlawan nasional.
Dr. Agustina Wilujeng selaku Wali Kota Semarang dalam sambutanya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia haul Semarang KH Sholeh Darat.
“Haulnya berjalan dengan hebat dan meriah, tentunya tahun depan kita harapkan dapat semakin meriah dengan banyak masyarakat yang akan turut terlibat,” ungkapnya.
Bersama kegiatan ini pemerintah Kota Semarang mencita-citakan Kota Semarang menjadi destinasi wisata termasuk wisata religi di makan KH Sholeh Darat.
“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami, untuk dapat hadir dalam acara ini sebagaimana KH Sholeh Darat yang merupakan warga Kota Semarang telah menorehkan sejarah yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan kita, hal ini bisa menjadi bagian dari upaya pengusulan gelar kepahlawanan Nasional KH Sholeh Darat,” lanjutnya.
Dr. Agustina Wilujeng menambahkan jika KH Sholeh Darat bukan hanya ulama biasa melainkan juga penjaga beradaban, melalui kitab-kitab yang dimiliki mengalir kebebasan umat dari kebodohan.
“Sudah sangat tepat jika gelar pahlawan Nasional disematkan kepada beliau, ini bukan tentang menghormati masa lalu namun juga memperkuat identitas dan kebanggaan kita sabagai negara yang besar,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Unwahas Prof. Dr. Ir. H. Helmy Purwanto, ST., MT., IPM menyebut jika pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi KH. Sholeh Darat adalah langkah penting untuk menegaskan bahwa perjuangan melawan penjajahan tidak hanya dilakukan melalui senjata, tapi juga lewat ilmu, pendidikan, dan dakwah.
“Sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keilmuan, Universitas Wahid Hasyim sepenuhnya mendukung proses ini. Semoga seminar ini menjadi batu pijakan penting dalam proses pengakuan negara terhadap jasa besar KH. Sholeh Darat bagi umat dan bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Rektor Unwahas menyebutkan jika peran KH. Sholeh Darat dalam mencerdaskan umat, serta membangkitkan semangat kebangsaan dan keislaman dalam menghadapi kolonialisme, patut dicatat dalam tinta emas sejarah bangsa.
”KH. Sholeh Darat bukan hanya seorang ulama besar, tetapi maha guru ulama Nusantara. Beliau adalah guru dari tokoh-tokoh besar yang menjadi pilar utama kebangkitan bangsa dan pembaruan Islam di Indonesia: R.A. Kartini, KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah),” pungkasnya. (*)