Menag Nasaruddin Umar: Saya Kok Bisa Emosional Kalau Bicara Tentang Paus Fransiskus
GH News May 11, 2025 12:03 AM

— Suara Menteri Agama Nasaruddin Umar mendadak bergetar ketika mengungkapkan kenangan momen bersejarah saat berjabat tangan dengan pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus semasa hidup, dalam kunjungan apostolik ke Indonesia pada 5 September 2024 lalu.

Ia tak bisa menyembunyikan gejolak batinnya yang begitu dalam.

Baginya, perjumpaan itu bukan sekadar diplomasi antaragama, melainkan pengalaman spiritual yang menyentuh nurani.

“Saya teringat Paus ketika ke Istiqlal. Saya enggak tahu, ini seperti ada sesuatu yang sangat dalam, jabat tangan, tangan saya itu enggak mau dilepas,” ungkap Nasaruddin dengan lirih saat  sambutan dalam acara Musyawarah Nasional III Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (Munas III LP3K), Sabtu (10/5/2025), di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

Momen kebersamaan dengan pemimpin umat Katolik sedunia itu meninggalkan kesan yang begitu kuat. Bahkan hingga kini, Nasaruddin mengaku dirinya masih sering dilanda perasaan emosional saat mengenang kehadiran Paus Fransiskus di Jakarta, terlebih saat mereka menyusuri Terowongan Silaturahmi,—sebuah jalur simbolik yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

“Saya kok bisa emosional kalau bicara tentang Paus,” lanjutnya, menegaskan bahwa hubungan lintas iman bisa menyentuh sisi paling manusiawi dalam diri seseorang.

Untuk diketahui, Paus Fransiskus wafat karena sakit yang dideritanya di kediaman, Domus Sanctae Marthaedalam, Kota Vatikan, pada hari Senin Paskah, 21 April 2025.

Paus Gereja Katolik ke266 dan Kepala Negara Kota Vatikan, dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio itu berpulang pada usia 88 tahun.

Kamis, 8 Mei 2025, hasil pertemuan konklaf para kardinal dari seluruh dunia di Kapel Sistina, Istana Apostolik, Kota Vatikan, memutuskan memilih Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai Paus ke267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.

Dengan memilih nama pontifikal Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat

Tak hanya mengenang, Nasaruddin juga mengajak seluruh hadirin dalam acara Munas III LP3K untuk menundukkan kepala dan memanjatkan doa bagi Paus Fransiskus.

Ia mengajak semua pihak untuk mengirimkan doa terbaik bagi pemimpin yang selama ini dikenal dunia karena pesan damai dan keterbukaannya terhadap dialog lintas agama.

“Izinkan saya mengajak kita semuanya untuk mendoakan Sri Paus Fransiskus, semoga mendiang diterima baik di sisinya. Dan kita pun juga bisa menyertai kepergian orangorang baik dan dikenal oleh dunia,” imbuhnya.

Ia menutup pidatonya dengan refleksi mendalam tentang kemanusiaan, harapan, dan nilainilai universal yang mengikat manusia di tengah keberagaman.

“Dan tentu itu citacita hidup kita dalam menjalani kehidupan ini—berakhir dengan sebuah keindahan kemudian,” tutup Nasaruddin.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.