TRIBUNNEWS.COM - Tentara pendudukan Israel melaporkan bahwa sembilan personelnya, termasuk dua perwira senior terluka ketika ranjau darat meledak di lingkungan Sheja'iyya di Gaza utara, Sabtu dini hari (10/5/2025).
Menurut militer, para korban, sebagian dari Brigade Yerusalem, tertembak saat menyisir daerah tersebut.
Di antara yang terluka adalah wakil komandan Divisi 252 dan komandan Batalyon 6310 Israel.
Semuanya dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
Media Israel menggambarkan insiden tersebut, sebagai peristiwa keamanan serius, mengutip Palestine Chronicles.
Militer Israel menanggapi dengan menembaki daerah tersebut dan mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi korban luka.
Laporan selanjutnya mengonfirmasi bahwa sebuah kendaraan militer Israel terkena rudal anti-tank secara langsung.
Adanya hal tersebut, membuat jumlah korban semakin bertambah.
Beberapa personel yang terluka diterbangkan ke Rumah Sakit Tal Hashomer di Israel bagian tengah.
Sementara diberitakan sebelumnya Kamis (8/5/2025), Brigade Al-Qassam sayap bersenjata gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengumumkan bahwa 19 tentara Israel tewas dan terluka dalam operasi yang ditargetkan di lingkungan Tannour, sebelah timur Rafah.
Operasi tersebut, merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas yang disebut 'Gerbang Neraka'.
Aksi perlawanan Palestina semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir.
Militer Israel secara resmi mengakui tewasnya 856 tentara sejak 7 Oktober 2023, delapan di antaranya sejak 18 Maret, ketika fase genosida Gaza saat ini dimulai kembali.
Secara total, militer Israel melaporkan 5.847 korban luka di antara pasukannya sejak awal perang, termasuk 2.641 korban luka selama operasi darat di Gaza.
Angka-angka ini mencakup korban di Gaza, Lebanon selatan, dan Tepi Barat.
Namun, tentara Israel diduga menyembunyikan data sebenarnya kerugiannya, meskipun faksi Palestina sering mengumumkan penyergapan dan serangan langsung terhadap pasukan pendudukan yang mengakibatkan korban jiwa dan cedera.
(Garudea Prabawati)