TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi meluncurkan rencana haji terbesar dalam sejarah dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital guna meningkatkan pengalaman ibadah para jamaah.
Dilansir dari Arab News dan Al Arabiya, inisiatif ini bertujuan memodernisasi layanan haji tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritual dan tradisi yang melekat dalam ibadah tersebut.
Teknologi digunakan untuk mengatasi tantangan logistik yang semakin kompleks seiring meningkatnya jumlah jamaah, serta memastikan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi selama pelaksanaan haji.
Salah satu inovasi utama dalam rencana ini adalah penggunaan sistem berbasis AI untuk memantau pergerakan jamaah secara real-time di berbagai lokasi penting, seperti Masjidil Haram, Mina, dan Arafah.
Menurut laporan Arab News, teknologi ini dapat membantu mengurangi kemacetan, mencegah penumpukan kerumunan, serta mengatur waktu dan alur ibadah dengan lebih efisien.
AI juga digunakan dalam aplikasi pintar yang menyediakan informasi seputar jadwal, kondisi cuaca, lokasi fasilitas, hingga petunjuk ibadah bagi para jamaah.
Arab Saudi turut memperkenalkan aplikasi digital yang dapat diakses jamaah untuk berbagai kebutuhan selama haji.
Dilansir dari Al Arabiya, aplikasi ini menawarkan panduan langkah demi langkah dalam melaksanakan rukun haji, informasi lokasi fasilitas penting, serta pembaruan cuaca secara berkala.
Fitur tambahan seperti rekomendasi penginapan dan transportasi juga disediakan guna mempermudah jamaah dalam mobilisasi selama di Tanah Suci.
Keamanan menjadi fokus utama dalam modernisasi haji tahun ini.
Pemerintah Arab Saudi mengimplementasikan teknologi pemantauan seperti sensor digital dan kamera pintar untuk mendeteksi potensi bahaya dan mengelola situasi darurat secara cepat.
Menurut Al Arabiya, sistem ini memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil langkah responsif secara instan jika terjadi kerumunan berlebihan atau insiden lain di lapangan.
Meski sarat teknologi, pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa nilai-nilai spiritual dan tradisi tetap menjadi pondasi utama dalam pelaksanaan haji.
Teknologi hadir bukan untuk menggantikan esensi ibadah, melainkan untuk mendukung pelaksanaan yang lebih aman, lancar, dan terorganisir.
“Tujuan utama kami adalah menghadirkan pengalaman ibadah yang khusyuk dan berkah, namun tetap relevan dengan perkembangan zaman,” demikian laporan Arab News mengutip pernyataan pejabat terkait.
Dengan lebih dari dua juta jamaah setiap tahun, pengelolaan haji menjadi tantangan besar.
Arab Saudi optimistis bahwa transformasi digital ini akan membawa ibadah haji memasuki era baru yang menggabungkan spiritualitas dan teknologi secara harmonis.
Langkah ini juga menjadi bagian dari Visi 2030 Arab Saudi yang mendorong inovasi di berbagai sektor, termasuk layanan keagamaan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)