TRIBUNNEWS.COM - Riska Fadilla dan Fadel Noval, owner dari Seed Paper Indonesia mencetuskan ide undangan pernikahan dari kertas daur ulang yang ramah lingkungan.
Kertas ini tidak hanya berfungsi sebagai undangan, tetapi juga dapat ditanam untuk tumbuh menjadi tanaman sayuran atau bunga.
Riska Fadilla menjelaskan bahwa ide untuk membuat undangan dari kertas daur ulang muncul pada tahun 2019.
Riska berpendapat, biasanya sampah kertas dari produk undangan hanya dibuang setelah digunakan.
Lantas, ia berpikir bagaimana cara mengurangi sampah kertas.
"Kami ingin menciptakan solusi yang bisa mengurangi sampah kertas, terutama dari produk undangan yang biasanya langsung dibuang setelah digunakan," ungkapnya kepada Tribunnews, Jumat (11/5/2025).
Inovasi ini berawal dari melihat tumpukan sampah kertas, termasuk skripsi dan dokumen bekas lainnya.
Riska dan Fadel berusaha memberikan "kehidupan kedua" kepada kertas bekas dengan menambahkan bibit tanaman dalam proses produksinya.
"Saat itu kami berpikir. bagaimana kalau kertas-kertas ini diberi kehidupan kedua? Dari situlah lahir Seed Paper Indonesia. Kami mendaur ulang kertas bekas, dengan inovasi menambahkan bibit tanaman, dan menjadikannya kertas baru yang bisa ditanam."
"Setelah ditanam, kertas ini akan tumbuh—menjadi bunga, sayuran, atau tanaman lainnya," keterangannya.
Kertas benih ramah lingkungan ini tidak hanya digunakan untuk undangan pernikahan.
Riska menyatakan, produk mereka juga digunakan untuk undangan acara formal, hangtag baju, kartu ucapan, suvenir perusahaan, kartu nama, dan pamflet kampanye lingkungan.
"Kami ingin menciptakan solusi yang mengurangi sampah kertas sekali pakai dari produk cetakan seperti undangan, yang biasanya hanya dibuang setelah digunakan."
"Dengan undangan dari kertas daur ulang yang bisa ditanam, kami menggabungkan nilai estetika, fungsi, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dari sampah kertas menjadi nol sampah," jelas warga Jakarta Timur tersebut.
Meskipun inovasi ini menarik, Riska mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kualitas kertas agar tetap dapat dicetak dengan baik dan ramah lingkungan.
Prosesnya manual dan pemilihan benih membutuhkan ketelitian agar benih tidak rusak saat diproses menjadi kertas.
"Kami selalu berupaya menjaga kualitas dari setiap kertas benih (plantable paper) yang kami buat," cerita Riska.
Harga undangan dari Seed Paper Indonesia bervariasi, mulai dari Rp 6.500 hingga Rp 28.000 per lembar, tergantung desain, tipe produk dan jumlah.
Sebelumnya, video undangan pernikahan berbahan kertas daur ulang ini viral di media sosial, khususnya di TikTok.
Video yang diunggah di akun TikTok Seed Paper Indonesia beberapa waktu lalu, menunjukkan bagaimana kertas undangan dapat ditanam untuk menghasilkan tanaman, lantas menarik perhatian banyak orang akan inovasi ini.
Dengan inovasi ini, Riska dan Fadel berharap, dapat memberikan informasi lebih banyak orang terkait kertas ramah lingkungan.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).