Grid.ID - Seorang siswa SMP diberikan kuda oleh Dedi Mulyadi seharga Rp 25 juta. Namun harus penuhi syarat ini dari sang Gubernur Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan seekor kuda kepada seorang pelajar SMP yang sedang mengikuti program pembinaan karakter di Markas Kodim 0601/Sumedang. Pelajar tersebut diketahui kerap membolos sekolah, sehingga ditempatkan sementara di barak militer untuk mendapatkan pembinaan. Saat mengetahui alasan siswa itu sering tak masuk sekolah, Dedi Mulyadi pun tertawa.
Momen Dedi Mulyadi beri kuda tersebut terlihat dalam tayangan video di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel. Dalam percakapannya, Dedi dan siswa itu menggunakan Bahasa Sunda.
"Kunaon? iye teh kunaon?," tanya Dedi Mulyadi.
"Sering bolos sekolah, ngurus kuda," kata siswa tersebut.
Ketika mendengar pengakuan tersebut, Dedi pun tertawa. Pasalnya, sebagian siswa lain menyebutkan alasan mereka membolos adalah karena tidur larut malam akibat bermain ponsel.
"Jadi sukanya sama kuda? kuda renggong,"
"Jadi senang main kuda renggong?. Pokoknya ga suka suka sekolah?," tanya Dedi Mulyadi lagi.
"Jarang pak," sahut siswa tersebut.
Tanpa jeda, siswa tersebut langsung menjawab 'mau'.
"Kamu udah punya kuda belum?," tanya Dedi Mulyadi memastikan.
"Belum," jawab siswa tersebut.
"Nanti dikasih ngurus kuda lulus dari sini, jadi baik, saya kasih kuda," sahut Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi pun menanyakan harga kuda dan menyebut angka Rp 25 juta. Setelahnya, Dedi Mulyadi menggoda siswa SMP tersebut agar berangkat sekolah dengan menaiki kuda saja.
Namun anak tersebut tidak mau karena jarak yang jauh dan memilih naik transportasi umum.
"Ke sekolah naik kuda," kata Dedi Mulyadi.
"Jauh Pak, dari Tanjungkerta ke Sumedang," jawab siswa tersebut.
Usai Dedi Mulyadi beri kuda pada siswa SMP dengan ajukan syarat, sang Gubernur Jabar itu buka suara soal kebijakannya yang kirim murid sekolah ke barak militer. Menanggapi pro dan kontra terhadap program pembinaan siswa bermasalah di barak militer, Dedi Mulyadi menyampaikan solusi.
Mantan Bupati Purwakarta ini mengajak orang tua siswa untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah anak-anak dengan perilaku khusus.
"Untuk itu saya menyampaikan sebagai ajakan apabila bapak dan ibu memiliki konsen dan keberpihakan terhadap anak-anak di Jawa Barat yang berperilaku khusus maka kami dengan tangan terbuka mengajak untuk bersama menyelesaikan," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun instagram pribadinya, Sabtu (10/5/2025).
Ia juga menyarankan agar orang tua dapat menghubungi Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, wali kota, atau bupati setempat.