Wahana Antariksa Uni Soviet Jatuh di Samudra Pasifik, Bukan di Indonesia
kumparanSAINS May 12, 2025 06:00 PM
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet (sekarang Rusia) akhirnya kembali ke planet asalnya setelah mengorbit di luar angkasa selama lima dekade. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kosmos 482 jatuh ke Bumi di Samudra Pasifik dekat Amerika Selatan, bukan di sekitar Indonesia seperti prediksi sebelumnya.
Peneliti Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, mengatakan objek tersebut jatuh pada tengah malam waktu setempat, atau Sabtu (10/5) pukul 12.26 hingga 12.38 WIB. BRIN mengonfirmasinya dari data SpaceTrack Amerika Serikat.
"Jadi tidak ada daratan yang kejatuhan objek Kosmos 482," kata Thomas kepada kumparan, Minggu (11/5).
Data kejatuhan Kosmos 482 sedikit berbeda dengan informasi yang dibagikan Roscosmos. Menurut Badan Antariksa Rusia itu, Kosmos 482 jatuh di atas Samudra Hindia, sebelah barat Jakarta, Indonesia, pada Jumat (10/5) pukul 14.24 WIB.
Perbesar
Ilustrasi wahana antariksa. Foto: Michael Dunning/Getty Images
Kosmos 482 diluncurkan pada 1972 sebagai bagian dari program Venera, misi eksplorasi planet Venus. Namun, kerusakan pada roket peluncurnya menyebabkan Kosmos 482 terperangkap dalam orbit elips sekitar Bumi, dan bertahan di sana selama 53 tahun akibat tarikan atmosfer yang sangat lambat.
Sebelumnya, Indonesia sempat diprediksi menjadi salah satu area potensial kejatuhan Kosmos 482. Namun probabilitasnya lebih besar jatuh di lautan atau hutan, dengan kemungkinan kecil jatuh di wilayah berpenduduk.
Peristiwa Kosmos 482 jatuh kembali mengangkat isu tentang meningkatnya jumlah sampah antariksa. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), saat ini ada lebih dari 14.000 satelit di orbit Bumi, dengan 11.400 di antaranya masih aktif.
Selain risiko tumbukan, para ilmuwan juga menyoroti potensi polusi dari satelit yang terbakar di atmosfer, yang bisa merusak lapisan ozon dan berdampak terhadap iklim global.