Tak Ada Baku Tembak Sepanjang Malam, Situasi di Perbatasan India dan Pakistan Dilaporkan Tenang
Yurika NendriNovianingsih May 13, 2025 07:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang India dan Pakistan mengatakan tidak ada baku tembak yang dilaporkan sepanjang malam di wilayah yang dijaga ketat oleh militer di antara negara mereka, Senin (12/5/2025).

Situasi antara India dan Pakistan tidak saling tembak tersebut, merupakan pertama kali terjadi dalam beberapa hari terakhir.

India dan Pakistan telah mencapai kesepahaman untuk menghentikan semua tindakan militer di darat, udara, dan laut pada Sabtu (10/5/2025) lalu.

Kesepahaman ini berhasil dicapai dalam gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan meningkatnya permusuhan antara dua rival bersenjata nuklir yang mengancam perdamaian regional.

“Malam itu sebagian besar berlangsung damai di Jammu dan Kashmir, dan wilayah lain di sepanjang perbatasan internasional,” ujar militer India dalam sebuah pernyataan, Senin, dilansir AP News.

Militer India menambahkan bahwa tidak ada insiden yang dilaporkan.

Semua Pilot India Telah Kembali

Diberitakan Al Arabiya, Angkatan Udara India mengatakan bahwa "kerugian adalah bagian dari pertempuran", Minggu (11/5/2025).

Namun, India menambahkan bahwa semua pilotnya telah kembali ke rumah setelah bertempur dengan Pakistan minggu ini, menanggapi pertanyaan apakah pasukan tersebut mengalami kerugian.

Sementara, seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan kepada Reuters pada Rabu (7/5/2025), bahwa lima pesawat India telah ditembak jatuh, tetapi klaim tersebut tidak dikonfirmasi oleh India.

Pada hari Rabu, empat sumber pemerintah di Kashmir India mengatakan kepada Reuters bahwa tiga jet tempur jatuh di wilayah federal tersebut, beberapa jam setelah India mengatakan pihaknya menyerang sembilan lokasi “infrastruktur teroris” Pakistan di seberang perbatasan.

Pakistan Berkomitmen Tegakkan Gencatan Senjata

Juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmad Sharif, mengatakan pada Minggu malam bahwa Pakistan tetap berkomitmen untuk menegakkan gencatan senjata dan tidak akan menjadi yang pertama melanggarnya.

Ia juga mengonfirmasi bahwa pejabat militer senior dari kedua negara akan berbicara melalui telepon pada hari Senin.

Segera setelah pengumuman gencatan senjata pada hari Sabtu, Pakistan membuka kembali semua bandaranya dan memulihkan operasi penerbangan.

India menindaklanjutinya pada hari Senin dengan membuka kembali 32 bandara yang ditutup sementara di wilayah utara dan barat karena meningkatnya ketegangan.

“Diinformasikan bahwa bandara-bandara ini sekarang tersedia untuk operasi pesawat sipil dengan segera,” kata Otoritas Bandara India dalam sebuah pernyataan.

Sebagai informasi, militer kedua negara telah terlibat dalam salah satu konfrontasi paling serius dalam beberapa dekade sejak Rabu lalu, ketika India menyerang target di Pakistan yang katanya berafiliasi dengan militan yang bertanggung jawab atas pembantaian 26 wisatawan di Kashmir yang dikuasai India.

Para wisatawan, sebagian besar pria Hindu India, dibunuh secara brutal di depan keluarga mereka di kota padang rumput Pahalgam bulan lalu.

India menuduh Pakistan mendukung militan yang melakukan pembantaian itu, tuduhan yang dibantah Islamabad.

Insiden itu awalnya memicu serangkaian tindakan diplomatik balasan oleh kedua negara, yang menyebabkan hubungan bilateral mereka mencapai titik terendah dalam sejarah.

Keduanya saling mengusir diplomat, menutup wilayah udara, perbatasan darat, dan menangguhkan perjanjian air yang penting.

Setelah serangan hari Rabu di Pakistan, kedua belah pihak saling tembak-menembak di sepanjang perbatasan de facto mereka di wilayah Kashmir yang bergolak, diikuti oleh serangan rudal dan pesawat tak berawak ke wilayah masing-masing, terutama yang menargetkan instalasi militer dan pangkalan udara.

Puluhan warga sipil tewas di kedua belah pihak dalam penembakan hebat, kata kedua negara.

Militer India pada hari Minggu untuk pertama kalinya mengklaim serangannya ke Kashmir yang dikuasai Pakistan dan Pakistan minggu lalu menewaskan lebih dari 100 militan, termasuk para pemimpin terkemuka.

(Nuryanti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.