TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangka mempermudah akses jemaah haji Indonesia ke Masjidil Haram, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 27 rute Bus Shalawat yang beroperasi selama 24 jam nonstop. Layanan ini dikhususkan bagi 203.320 jemaah haji reguler asal Indonesia yang menginap di 205 hotel di wilayah Syisyah, Raudlah, Jarwal, dan Misfalah.
“Bus Shalawat disediakan untuk melayani 203.320 jemaah yang tersebar di empat wilayah utama. Bus ini beroperasi 24 jam dan dipandu oleh driver serta petugas, baik di halte maupun terminal,” jelas Mujib Roni, Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, dalam keterangan pers di Makkah, Selasa (13/7/2025).
PPIH merancang sistem transportasi yang efisien dengan asumsi satu bus melayani 400 hingga 450 jemaah. Artinya, jika ada 4.000 jemaah yang tiba, maka setidaknya akan disediakan 10 unit bus.
Bus-bus ini akan mengantar jemaah dari hotel ke tiga terminal utama terdekat Masjidil Haram, yaitu:
Terminal Syib Amir – untuk jemaah di Syisyah dan Raudlah, dengan akses masuk ke Masjidil Haram melalui pintu Marwah, lokasi yang menjadi titik akhir Sa’i.
Terminal Ajyad – melayani jemaah dari kawasan Misfalah, terletak di sisi kanan belakang Zam-Zam Tower. Patokan titik temu: WC 3.
Terminal Jabal Ka'bah – untuk jemaah yang tinggal di daerah Jarwal, dengan titik patokan: WC 8 atau WC 9.
Untuk memastikan jemaah tidak tersesat atau salah naik bus, PPIH menyiapkan kartu identitas bus berdasarkan rute. Setiap jemaah akan mendapatkan kartu sesuai rute hotelnya—misalnya, rute 12 akan mendapatkan kartu dengan nomor 12.
“Dengan begitu, jemaah tidak akan nyasar. Jika lupa arah terminal, tinggal tunjukkan kartu ke petugas, dan mereka akan diarahkan ke bus yang tepat,” ujar Mujib.
PPIH juga telah menempatkan 95 halte yang tersebar dekat dengan lokasi hotel jemaah. Di setiap halte, terdapat dua petugas yang bekerja bergiliran setiap 12 jam untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah.
Operasional Bus Shalawat yang berlangsung 24 jam memberikan keleluasaan waktu kepada jemaah untuk menunaikan ibadah dengan lebih tenang. Layanan ini tak hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga bagian dari sistem pelayanan terpadu yang dirancang untuk menjaga kenyamanan, ketertiban, dan keselamatan jemaah di Tanah Suci.(*)