Kejari Karo akan Fasilitasi Dua Anak yang Ditelantarkan Orangtuanya ke Pemkab Karo
Randy P.F Hutagaol May 13, 2025 09:34 PM

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Adanya dua anak yang diduga ditelantarkan orangtuanya berinisial HS dan WKS di Desa Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, mendapatkan perhatian serius dari Kejari Karo. Saat dikunjungi ke kediamannya, diketahui kedua anak tersebut sudah tinggal di rumah sederhana tersebut tanpa orangtua selama dua tahun terakhir. 

Kepala Kejaksaan Negeri Karo Darwis Burhansyah, menjelaskan jika pihaknya sangat menaruh prihatin dengan adanya peristiwa ini. Dirinya menjelaskan, pihaknya dalam waktu dekat ini berencana akan melakukan audiensi dengan pemerintah setempat hingga ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo. 

"Tentunya kita sangat prihatin dengan adanya anak yang ditelantarkan orangtuanya. Ke depan akan kita fasilitasi untuk dibahas bersama Pemkab Karo," ujar Darwis. 

Kedua anak tersebut, diketahui HS saat ini masih bersekolah di bangku kelas 12 di salah satu SMA di Kecamatan Barusjahe. Sementara adiknya WKS, masih duduk di bangku kelas 2 SD yang saat ini hidupnya bergantung kepada saudara kandungnya itu. 

Keduanya, diketahui mencukupi kehidupan sehari-hari dengan berusaha seorang diri. Dimana, semenjak ditinggalkan kedua orangtuanya HS mengaku ia setiap hari harus bekerja di salah satu perladangan milik warga sekitar dengan upah harian Rp 100.000.

"Pulang sekolah saya bantu-bantu kerja di padang tempat bulang di sini. Itulah yang kami pakai untuk biaya hidup sama sekolah setiap hari," ujar HS. 

Amatan www.tribun-medan.com, kedua anak tersebut tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari bahan semi permanen. Diketahui, rumah berukuran sekitar 4x5 meter tersebut merupakan peninggalan dari almarhum kakeknya. 

Mirisnya, di dalam rumah yang sebagian besar berdinding tepas ini terlihat tidak adanya ruangan lain seperti kamar. Bahkan, di rumah tersebut tidak memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). Setiap malam, kedua anak ini tidur hanya beralaskan karpet yang tipis, bahkan selama tujuh bulan terakhir mereka tak jarang tidak memiliki penerangan karena aliran listriknya telah diputus. 

"Enggak ada listrik, sudah tujuh bulan diputus listriknya. Kalau malam kadang pakai lampu emergency yang sebelumnya kami numpang cas tempat tetangga," katanya. 

Sampai saat ini, diketahui Pemkab Karo belum menaruh simpati terhadap apa yang dialami oleh kedua anak tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga di sana M Bukit, pihaknua sudah sempat melakukan audiensi dengan Pemkab Karo namun tak mendapatkan respon serius. 

"Sudah pernah kami sampaikan, tapi belum ada tindakan lanjutan dari Pemkab," ujar Bukit. 

Ketika ditanya apakah warga sudah sempat menanyakan alasan orangtuanya meninggalkan kedua anak tersebut, Bukit menjelaskan warga mengetahui jika alasan utama dari keluarga diduga dari faktor ekonomi. Dimana, selain kedua anak tersebut orangtua mereka juga masih memiliki tiga orang anak lainnya yang kini dibawa ke kampung mereka di Kecamatan Merdeka. 

"Sudah pernah kita fasilitasi, kalau orangtua sama anak ya pasti sayang. Cuma mereka masih ada tiga anaknya lagi. Mungkin itulah yang jadi alasan mereka," katanya. 

Lebih lanjut, ia juga mengetahui jika selama ini HS dikenal di lingkungan desa sebagai anak yang baik dan cukup bisa diandalkan di keluarganya. Kepribadian HS selama ini juga turut mengundang simpati masyarakat, karena dianggap sebagai anak yang sudah dewasa dan bisa bertanggungjawab terhadap adiknya.

(mns/tribun-medan.com) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.