Koki Katering Haji RI Bersyukur Banyak Bumbu dari Tanah Air: Masak Makin Cepat
GH News May 14, 2025 04:03 AM

Pemerintah Indonesia lewat BPKH Limited mendatangkan 475 ton bumbu instan dari Tanah Air untuk keperluan konsumsi jemaah haji Indonesia tahun ini. Kebijakan ini disambut baik oleh koki katering yang menyiapkan makanan bagi jemaah haji RI.

Salah satu dapur yang menyediakan makanan bagi jemaah haji RI ialah Raghaeb. Dapur tersebut saat ini memproduksi 500 porsi makanan jemaah haji RI setiap harinya. Nantinya, dapur Raghaeb memproduksi 5.000 porsi setiap hari ketika seluruh jemaah haji RI sudah tiba di Saudi.

Salah satu koki, M Toha (42), mengaku sangat terbantu dengan keberadaan bumbu instan yang didatangkan dari Indonesia. Dia menyebut bumbu dalam bentuk pasta tersebut membuat rasa makanan jadi otentik Nusantara dan proses masak lebih cepat.

"Tahun sekarang bumbu sudah instan dari Indonesia. Secara produksi lebih mudah sekarang instan. Jadi membuat kita agak mengurangi pekerjaan. Tidak harus dari awal banyak waktu. Cukup misal dulu 5 jam sekarang persiapan 3 jam," ujar Toha yang sudah 15 tahun bekerja sebagai koki di Saudi.

Toha kemudian menunjukkan bumbu instan yang didatangkan dari RI. Bumbu tersebut berbentuk pasta dan sudah dikemas dalam bungkusan plastik.

Katering jemaah haji Indonesia di Saudi

Salah satunya ialah bumbu nasi goreng kampung dalam bentuk pasta. Ada juga sambal, kemiri dan bumbu lain yang didatangkan langsung dari Indonesia.

Selain itu, Toha juga menunjukkan proses pengemasan makan malam jemaah haji RI. Menu makan malam hari ini ialah nasi gurih atau nasi uduk lengkap dengan lauk pauk seperti ayam dan sayur.

Katering jemaah haji Indonesia di Saudi

Makanan yang telah selesai dimasak langsung dimasukkan ke boks saat masih hangat. Setelah dikemas dengan rapi, makanan dimasukkan ke hot box untuk menjaga suhu makanan tetap hangat hingga diserahkan ke jemaah.

Boks makanan jemaah itu dilengkapi keterangan jam makan. Jemaah diminta mengkonsumsi makanan tersebut sesuai anjuran jam konsumsi. Misalnya, makan malam paling lama dikonsumsi pukul 21.00 waktu Arab Saudi agar tidak basi.

Katering jemaah haji Indonesia di Saudi

Pihak dapur juga diwajibkan mengirim dua sampel ke kantor Daerah Kerja Makkah dan kantor Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Petugas haji akan mengecek sampel makanan, mulai dari jumlah porsi, rasa hingga kondisi makanan.

Makanan yang tak sesuai standar tak akan diantar ke jemaah. Hal itu ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan jemaah haji.

"Untuk menjaga kualitas makanan setiap dapur wajib mengirimkan dua sampel ke kantor Daker dan dua sampel ke KKHI kesehatan itu untuk mengecek kualitas dari makanan tersebut baik gramasinya, rasa maupun kualitas makanan tersebut," ujar Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, Agung Ilham.

Katering jemaah haji Indonesia di Saudi
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.