Meningkatkan Asupan Kalium Lebih Efektif Turunkan Tekanan Darah Dibanding Mengurangi Garam
GH News May 14, 2025 08:04 AM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru dari University of Waterloo mengungkap bahwa meningkatkan konsumsi makanan kaya kalium – seperti pisang dan brokoli – bisa menjadi strategi yang lebih efektif untuk menurunkan tekanan darah dibanding hanya mengurangi asupan garam (natrium).

Dikutip dari scitechdaily melalui pemodelan matematika, para ilmuwan menemukan bahwa rasio antara kalium dan natrium dalam tubuh berdampak berbeda pada pria dan wanita. Temuan ini membuka jalan baru dalam menjaga kesehatan jantung dengan pendekatan yang lebih sesuai secara evolusioner maupun modern.

Kalium vs. Natrium: Mana Lebih Penting?

Selama ini, saran umum bagi penderita tekanan darah tinggi adalah mengurangi konsumsi garam. Namun, Profesor Anita Layton dari Fakultas Matematika Terapan, Ilmu Komputer, Farmasi, dan Biologi di University of Waterloo menyatakan bahwa menambah asupan kalium justru bisa memberi dampak yang lebih besar.

“Biasanya kita disarankan mengurangi garam jika tekanan darah naik,” jelas Layton. “Padahal, menambahkan lebih banyak makanan yang mengandung kalium seperti pisang dan brokoli bisa lebih efektif.”

Pentingnya Keseimbangan Elektrolit

Kalium dan natrium merupakan elektrolit penting yang membantu tubuh mengirim sinyal listrik, mengatur fungsi otot, dan menjaga keseimbangan cairan. Keseimbangan antara keduanya sangat berperan dalam menjaga tekanan darah tetap stabil.

Melissa Stadt, kandidat doktor dari Departemen Matematika Terapan dan penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa tubuh manusia secara evolusioner terbiasa dengan pola makan tinggi kalium dan rendah natrium. “Nenek moyang kita banyak mengonsumsi buah dan sayur. Sistem tubuh kita mungkin berevolusi untuk berfungsi optimal dalam kondisi seperti itu,” ujarnya.

Masalah Pola Makan Modern

Berbeda dengan pola makan leluhur, diet masyarakat modern—khususnya di negara-negara industri—cenderung tinggi natrium dan rendah kalium. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa hipertensi lebih banyak ditemukan di negara maju dibanding masyarakat terpencil.

Perbedaan Respons Berdasarkan Jenis Kelamin

Model matematika yang dikembangkan juga mengungkapkan bahwa pria lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan wanita pramenopause. Namun menariknya, pria justru lebih responsif terhadap peningkatan rasio kalium terhadap natrium dalam tubuh.

Studi ini menunjukkan bahwa model matematika bisa menjadi alat yang efektif, murah, dan etis untuk meneliti bagaimana berbagai faktor—termasuk jenis kelamin dan pola makan—mempengaruhi tubuh. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi pendekatan yang paling efektif bagi kesehatan jantung dan tekanan darah secara individual. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.