Dedi Mulyadi Datangi Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut, Janji Berikan Bantuan Ini
Faza Anjainah Ghautsy May 14, 2025 11:34 AM

Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi datangi keluarga korban ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut. Dia memberikan janji untuk membantu pendidikan dari anak-anak korban.

Dedi Mulyadi datangi keluarga korban ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa barat, pada Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB. Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi menyampaikan rasa belasungkawanya atas kejadian meledaknya amunisi kedaluwarsa yang menewaskan 13 orang.

Setelah perbincangannya dengan salah satu perwakilan dari keluarga korban, Dedi Mulyadi kemudian mengatakan dirinya akan mengangkat anak-anak korban tersebut menjadi anak asuhnya. Dedi Mulyadi juga berjanji untuk membiayai sekolah anak-anak tersebut hingga ke perguruan tinggi, serta memberikan uang tunai sebesar Rp 50 juta untuk setiap keluarga korban.

"Seluruh anak-anak dari korban, sampai perguruan tinggi saya yang urus. satu keluarga saya menyampaikan Rp 50 juta. Saya sampaikan secara langsung hari ini," ucap Dedi Mulyadi, dikutip Grid.ID dari Tribunjakarta.com.

Para korban tampak sangat berharap dari janji yang diberikan Dedi Mulyadi tersebut. Beberapa dari mereka juga kembali mencurahkan isi hati, dimana salah satu keluarga korban yang tewas bercerita masih memiliki adik yang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).

Dedi Mulyadi kemudian menyampaikan bahwa dirinya akan menanggung seluruh biaya hidup keluarga korban tewas, baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum. Dia mengatakan bahwa sebagai gubernur itu adalah tugasnya untuk mengurus anak-anak yang ditinggalkan.

"Seluruh anak-anak dari keluarga korban itu biaya hidup dan sekolahnya sampai kuliah saya tanggung jawab."

"Tugas gubernur adalah ngurususin anak-anak yang ditinggalkannya agar tidak terlantar pendidikannya, agar tidak terlantar kehidupannya. Semua anak-anaknya yang berkeluarga dan maupun belum berkeluarga jadi tanggung jawab saya," tegasnya.

Cerita Korban Selamat Ledakan Amunisi di Garut

Adapun dari salah satu keluarga korban yaitu Salim yang merupakan kakak kandung dari korban meninggal Iyus dan Anwar menceritakan tentang kejadian yang dia alami. Salim mengaku bahwa dia mengetahui situasi di lokasi saat ledakan tersebut terjadi. Namun, Salim justru tidak mengetahui jika dua adiknya turut berada di sana.

"Ngga janjian apa-apa. Saya memang ngga tahu ada adik saya di lokasi itu," kata Salim.

Pagi itu, Salim mengatakan bahwa dia memang berniat untuk ke lokasi. begitu dirinya sampai, dia langsung memarkirkan kendaraan roda duanya. Saat itu dia dikejutkan dengan suara ledakan dari arah lokasi.

Suasana menjadi kacau dan Salim yang mendengar kabar bahwa kedua adiknya berada di lokasi langsung bergegas untuk mencari kedua adiknya tersebut. Salim mencoba bertanya kepada seorang TNI tentang keberadaan dua adiknya, namun TNI tersebut tidak mengetahui.

Salim kemudian bergegas untuk mencari dua adiknya tersebut di kebun tempat adiknya Iyus bekerja. Dia juga menanyai istri dari Iyus, namun tidak ada yang tahu. Sampai akhirnya, Salim mendengar kabar jika dari 9 warga sipil yang tewas, dua diantaranya merupakan adik kandungnya.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ledakan tersebut disebabkan oleh pemusnahan amunisi yang sudah kedaluwarsa. Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa kegiatan pemusnahan telah melalui pemeriksaan awal sesuai prosedur.

"Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," jelas Wahyu dalam konferensi pers.

Amunisi dimasukkan ke dalam dua lubang sumur, kemudian diledakkan dengan detonator. Menurut Wahyu, peledakan awal berjalan dengan sempurna dan juga aman. Namun, masalah kemudian muncul ketika personel TNI AD memusnahkan detonator di lubang ketiga. Saat penyusunan detonator berlangsung, terjadi ledakan mendadak.

"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," ujar Wahyu.

Ledakan amunisi di Garut ini yang kemudian menewaskan 11 orang di tempat, sementara korban lainnya meninggal setelah sempat dirawat di RSUD Pameungpeuk. Diketahui, setelah ledakan awal, sejumlah warga mendekati lokasi untuk mengumpulkan serpihan logam bernilai ekonomis seperti besi dan tembaga.

Tanpa mereka sadari ternyata masih ada sisa bahan peledak yang belum sempurna. Hal ini yang menyebabkan terjadi ledakan mendadak.

Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa peledak yang sudah kedaluwarsa memang sulit diprediksi karena sifatnya yang tidak stabil. Mereka selanjutnya masih akan menyelidiki kasus tersebut lebih dalam.

"Namanya amunisi kedaluwarsa, tidak bisa kita perkirakan. Nanti kita dalami," ucapnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.