TIMESINDONESIA, JAKARTA – Konferensi Wartawan Dunia 2025 yang berlangsung pada 30 Maret hingga 5 April 2025 di Seoul menjadi ajang penting bagi para jurnalis dari berbagai negara untuk bertukar pandangan mengenai tantangan global, khususnya isu perubahan iklim. Dengan tema “Peran Jurnalisme dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Pergeseran Lingkungan”, konferensi ini menyoroti bagaimana media massa dapat berkontribusi terhadap kesadaran dan aksi iklim.
Diskusi panel yang dimoderatori oleh Park Sang Wook dari JTBC Korea menghadirkan pembicara internasional, termasuk Murray Webster (CBC, Kanada), Tsegahun Asefa Shimekit (NBC Ethiopia TV), Gianmarco Volpe (Agenzia Nova, Italia), dan Yun Ji Ro (Next Group, Korea).
Murray Webster, Koresponden Senior Pertahanan dan Kebijakan Luar Negeri CBC Kanada, menekankan pentingnya membingkai ulang narasi perubahan iklim dengan pendekatan keamanan nasional. Ia mengingatkan bahwa perubahan iklim adalah pendorong utama dinamika geopolitik, berkaitan erat dengan bencana alam, migrasi paksa, dan perebutan sumber daya. Ia juga merujuk pada laporan Penilaian Keamanan Nasional AS 2008 dan Strategi Gedung Putih 2015 yang telah mengantisipasi dampak tersebut sejak dini.
Sementara itu, Tsegahun Asefa Shimekit dari Ethiopia menyoroti peran sentral jurnalisme dalam membangun kesadaran publik dan mendorong aksi nyata terhadap krisis iklim. Ia menegaskan perlunya pelaporan yang berbasis sains dan bebas dari bias, serta memperingatkan bahaya misinformasi yang semakin meluas akibat kecanggihan teknologi kecerdasan buatan dan media sosial.
Dari Italia, Gianmarco Volpe menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya minat masyarakat terhadap berita lingkungan. Mengutip studi tahun 2022, ia menyebut hanya 35 persen warga Italia yang membaca berita seputar alam dan iklim. Ia menyerukan agar media terus konsisten meliput isu ini guna meningkatkan literasi iklim masyarakat.
Konferensi juga menghadirkan kuliah umum dari Wali Kota Pohang, Lee Kang Deok, yang memaparkan transformasi kotanya melalui “Project Greenway”. Diluncurkan sejak 2016, proyek ini bertujuan mengubah Pohang dari kota industri baja menjadi kota hijau yang berkelanjutan, mencerminkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, Konferensi Wartawan Dunia 2025 tidak hanya menjadi forum strategis untuk membahas dinamika jurnalisme modern, tetapi juga panggung untuk menampilkan keberagaman budaya dan berbagai inisiatif menuju masa depan yang berkelanjutan.